Surabaya (Antara Jatim) - Komisi D Bidang Kesra DPRD Kota Surabaya meminta dinas sosial setempat melakukan verifikasi panti asuhan di Kota Pahlawan agar kasus dugaan penelantaran di salah satu panti asuhan di Jajar Tunggal tidak terjadi lagi.
     
"Ini menjadi pembelajaran bersama, agar kasus serupa tidak terjadi lagi di Surabaya," kata Wakil Ketua Komisi D DPRD Surabaya Junaedi kepada Antara di Surabaya, Jumat.

Menurut dia, Dinsos Surabaya harus melakukan pembinaan terhadap para pengelolah anak yatim di Surabaya.  "Bila perlu harus ada sosialisasi cara perawatan, cara berkomunikasi dan segi sosial lainnya," katanya.

Junaedi mengatakan hal ini penting dilakukan agar citra panti asuhan di Surabaya tidak tercoreng dengan adanya kejadian tersebut. 

Apalagi, lanjut dia, selama ini sudah ada program permakanan yang dianggarkan di APBD Surabaya untuk anak yatim di semua panti asuhan di Surabaya. Anggaran permakanan itu untuk satu anak sekitar Rp11 ribu dalam setiap harinya.

Dengan adanya program permakanan tersebut, lanjut dia, diharapkan bisa membantu para pengelola panti asuhan di Surabaya untuk merawat anak yatim dengan baik.

Hanya saja, lanjut dia, pihaknya tidak menyangka masih ada kejadian Panti Asuhan di Surabaya yang diduga melakukan penelantaran terhadap anak asuhnya.

Hal ini terjadi pada Gita Ramadan Putri Aryono (12 tahun) warga Bambe, Gresik yang tinggal di Panti Asuhan Darrul Mushthofa di Jalan Gogor V/29 Jajartunggal, Kota Surabaya. Selama tinggal lima tahun di panti asuhan tersebut, kepala Gita penuh borok dan bernanah. 

Akibatnya Gita trauma dan tidak mau kembali lagi ke panti asuhan pada saat pulang ke rumahnya di Bambe Gersik pada saat liburan Lebaran lalu. Namun pihak panti mengancam akan mempidana orang tua Gita dan didenda sebesar Rp1 miliar karena tidak berkenan mengembalikan anaknya ke panti. 

Namun semua itu disangkal pengelola panti dan menganggap ganti rugi Rp1 miliar hanya salah paham saja. Mendapati hal itu, Dinas Sosial Kota Surabaya melakukan mediasi dengan mempertemukan pengelolah panti dengan orang tua dari anak yang menjadi korban penelantaran di kantor Dinsos Surabaya pada Kamis (20/7).

"Sekarang anak itu sudah diasuh oleh orang tuanya sendiri," kata Kepala Dinsos Surabaya Supomo. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017