Bojonegoro (Antara Jatim) - Kepala Bidang Tanaman Semusim Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Imam Wahyudi mengatakan hujan yang turun cukup deras merata di daerahnya belum terlalu mempengaruhi tanaman tembakau di wilayah selatan.
"Tapi kemungkinan sebagian tanaman tembakau di wilayah utara bisa terganggu, sebab hujan yang terjadi cukup lebat," kata dia di Bojonegoro, Rabu.
Menurut dia, hujan yang turun sehari itu kemungkinan hanya mempengaruhi tanaman tembaku di wilayah utara, antara lain di sejumlah desa di Kecamatan Kanor.
"Di wilayah utara tanahnya lebih rendah, sehingga tanaman tembakau lebih rawan. Tapi di wilayah selatan tanahnya lebih tinggi," ucapnya menambahkan.
Meski demikian, ia mengaku akan melakukan pemantauan langsung dampak hujan yang turun di sejumlah sentra tanaman tembakau mulai Kecamatan Baureno, Kepohbaru, Sugihwaras, Kedungadem dan Kanor.
"Sepanjang sistim irigasi sawah petani bagus maka air bisa dengan cepat mengalir keluar, sehingga tanaman tembakau bisa aman," kata dia.
Ditanya luas areal tanaman tembakau tertanam, ia menyebutkan dari hasil pendataan terakhir sudah mencapai 5.200 hektare. Ia memberikan contoh di Desa Kaliombo, Kecamatan Purwosari, hampir semua petani menanam tembakau dengan luas sekitar 150 hektare.
Seorang petani di Desa Sembunglor, Kecamatan Baureno, Muntalib memperkirakan tanaman tembakau di sawahnya dengan usia berkisar 15-20 hari akan mati, sebab terendam air hujan.
"Hujan di wilayah kami cukup deras selama empat jam," ucapnya.
Seorang petani lainnya di Desa Temu, Kecamatan Kanor, Hadi menambahkan tanaman tembakau yang terkena dampak hujan selain di Desa Sembunglor, Kecamatan Kanor, juga Desa Temu, Kanor dan Simorejo, dan Mantup di Kecamatan Kanor.
"Kalau hujan terjadi lagi yang jelas tanaman tembakau akan mati layu," ujarnya.
Data pada Dinas Pertanian setempat menyebutkan pabrikan dan pengusaha tembakau akan melakukan pembelian tembakau di daerah setempat sebanyak 10.600 ton tembakau kering, meningkat dibandingkan tahun lalu sekitar 5.800 ton. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Tapi kemungkinan sebagian tanaman tembakau di wilayah utara bisa terganggu, sebab hujan yang terjadi cukup lebat," kata dia di Bojonegoro, Rabu.
Menurut dia, hujan yang turun sehari itu kemungkinan hanya mempengaruhi tanaman tembaku di wilayah utara, antara lain di sejumlah desa di Kecamatan Kanor.
"Di wilayah utara tanahnya lebih rendah, sehingga tanaman tembakau lebih rawan. Tapi di wilayah selatan tanahnya lebih tinggi," ucapnya menambahkan.
Meski demikian, ia mengaku akan melakukan pemantauan langsung dampak hujan yang turun di sejumlah sentra tanaman tembakau mulai Kecamatan Baureno, Kepohbaru, Sugihwaras, Kedungadem dan Kanor.
"Sepanjang sistim irigasi sawah petani bagus maka air bisa dengan cepat mengalir keluar, sehingga tanaman tembakau bisa aman," kata dia.
Ditanya luas areal tanaman tembakau tertanam, ia menyebutkan dari hasil pendataan terakhir sudah mencapai 5.200 hektare. Ia memberikan contoh di Desa Kaliombo, Kecamatan Purwosari, hampir semua petani menanam tembakau dengan luas sekitar 150 hektare.
Seorang petani di Desa Sembunglor, Kecamatan Baureno, Muntalib memperkirakan tanaman tembakau di sawahnya dengan usia berkisar 15-20 hari akan mati, sebab terendam air hujan.
"Hujan di wilayah kami cukup deras selama empat jam," ucapnya.
Seorang petani lainnya di Desa Temu, Kecamatan Kanor, Hadi menambahkan tanaman tembakau yang terkena dampak hujan selain di Desa Sembunglor, Kecamatan Kanor, juga Desa Temu, Kanor dan Simorejo, dan Mantup di Kecamatan Kanor.
"Kalau hujan terjadi lagi yang jelas tanaman tembakau akan mati layu," ujarnya.
Data pada Dinas Pertanian setempat menyebutkan pabrikan dan pengusaha tembakau akan melakukan pembelian tembakau di daerah setempat sebanyak 10.600 ton tembakau kering, meningkat dibandingkan tahun lalu sekitar 5.800 ton. (*)
Video oleh: Slamet Agus Sudarmojo
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017