Gresik (Antara Jatim) - Masyarakat Gresik, Jawa Timur, yang mengatasnamakan "Forum Masyarakat Gresik Peduli Cagar Budaya" menolak pengembangan Alun-alun atau pusat kota setempat menjadi Islamic Center, dengan menggalang tanda tangan di wilayah itu.

Koordinator aksi, Hilmi Fahruddin di Gresik, Rabu mengatakan aksi itu sebagai langkah prihatin terhadap pemerintah daerah setempat yang ingin mengubah wajah Alun-alun menjadi Islamic Center.

Sebab, menurutnya, Alun-alun secara konsep adalah ruang terbuka dan tidak boleh ada bangunan. Oleh karena itu dirinya menggalang tanda tangan dan meminta pemkab setempat untuk menghentikan pengembangan Alun-alun.

"Kami juga menempelkan sejumlah seruan penolakan, dan meminta agar Alun-alun dikembalikan sebagai ruang terbuka hijau, serapan air dan milik semua agama," katanya.

Salah satu warga, Umi Mahfudhon (56) dari Desa Cerme mengaku ikut melakukan aksi tanda tangan sebagai bentuk penolakan pengembangan Alun-alun, karena selama ini dianggap sebagai tempat wisata kota yang sering dikunjungi. 

"Saya dan keluarga kalau cari hiburan di Gresik tujuanya pasti Alun-alun, kalau diubah menjadi Islamic Center terus kemana kalau cari hiburan," katanya.

Budayawan Gresik, Kris Adji mengatakan Alun-alun adalah simbol kebudayaan, dan tidak semestinya diubah sampai dihilangkan dan diganti Islamic Center.

"Dalam tata konsep negara Jawa kuno Alun-alun tidak bisa dipisahkan dengan pendopo dan masjid agung. Dipelosok Jawa, namanya Alun-alun adalah simbol daerah, kok bisa pemerintah daerah mau menghilangkan simbol itu," katanya.

Ia menjelaskan, Pendopo, Masjid Jami dan Alun-alun di Gresik adalah rentetan bangunan yang tidak bisa dipisahkan, karena hal itu adalah suatu pakem yang tidak bisa diubah, apalagi sampai menghilangkan salah satunya. 

Kris mengingatkan, di tengah Alun-alun Gresik terdapat situs sejarah, yaitu sumur bor, kalau pemkab setempat tidak menghiraukan, maka secara tidak langsung tidak menghormati sejarah.(*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017