Bojonegoro (Antara Jatim) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan hasil pemeriksaan kualitas udara di Desa Sambiroto, Kecamatan Kapas, yang masuk ring I lapangan A Sukowati, normal.

"Pengambilan contoh udara untuk memantau kualitas udara dilakukan di Desa Sambiroto, Kecamatan Kapas, Senin pukul 14.36 WIB. Pengukuran kualitas udara dilakukan karena ada laporan warga mencium bau tidak sedap," kata Kepala DLH Pemkab Bojonegoro Nurul Azizah, di Bojonegoro,Senin.

Dari hasil pemeriksaan dengan alat detektor gas H2S (Hidrogen Sulfida), tercatat kandungan gas H2S dibawah 0,01 ppm, sedangkan ambang batas gas H2S menimbulkan bau tak sedap sebesar 0,03 ppm.

Sedangkan NO2 sebesar 2,07 ppm, untuk baku mutu yang diperbolehkan sebesar 2,00 ppm.

"Kandungan NO2 masih dalam batas normal," ucapnya.

Selain itu, hasil pemeriksaan untuk SO2 sebesar 0 PPM, sedangkan baku mutu 0,1 ppm, sehingga masih di bawah ambang batas normal.

"Pemeriksaan PH3 tercatat 0 PPM, juga di bawah normal," ucapnya.

Berdasarkan pemeriksaan itu, menurut dia, kualitas udara di sekitar lapangan A sumur minyak Sukowati di Desa Sambiroto, Kecamatan Kapas, yang berselahan dengan lapangan Sukowati A di Desa Campurejo, Kecamatan Kota, dalam kondisi normal.

"Kegiatan pembersihan sumur minyak di lapangan A sumur minyak Sukowati di Desa Campurejo, Kecamatan Kota, saat ini berjalan normal," katanya menjelaskan.

Namun, kata dia, sebelum itu dilaporkan ada satu warga Desa Sambiroto, Kecamatan Kapas, Supiatun (5), mengalami gejala mual-mual, pusing karena mencium bau tidak sedap, Senin pukul 05.45 WIB.

Ia kemudian sempat dirujuk ke Rumah Sakit (RS) Ibnu Sina, tetapi kemudian sudah diperbolehkan pulang.

"Ada lima warga lainnya yang mengalami gejala sama, tetapi hanya dilakukan observasi di rumahnya masing-masing," katanya menjelaskan.

Sesuai hasil laporan yang diterima, kata dia, di lapangan A sumur minyak Sukowati 19 dengan operator Joint Operating Body (JOB) Pertamina-Petrochina East Java (PPEJ) terjadi semburan gas dan "liquid" (air dan minyak).

"Semburan gas dan "liquid" terjadi karena ada perawatan sumur minyak Sukowati oleh PT NYT," katanya menjelaskan.

Semburan itu, kata dia, terjadi karena ada pencabutan "tubing" sumur minyak, akan tetapi sekitar 30 menit semburan bisa teratasi. (*)

 

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017