Sumenep (Antara Jatim) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumenep mencatat inflasi di kabupaten tersebut pada Juni 2017 sebesar 0,40 persen, berada di bawah tingkat Jawa Timur 0,49 persen maupun nasional 0,69 persen.

"Pada Juni 2017 di Sumenep, lima dari tujuh kelompok pengeluaran mengalami inflasi dan dua kelompok lainnya deflasi," ujar Kepala BPS Sumenep, Suparno di Sumenep, Jumat.

Lima kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi adalah kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 1,24 persen; kelompok sandang 0,91 persen; dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,31 persen.

Kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan juga inflasi sebesar 0,16 persen; dan kelompok kesehatan 0,04 persen.

Sementara dua kelompok yang mengalami deflasi adalah kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,07 persen; dan kelompok bahan makanan 0,01 persen.

"Untuk komoditas yang memberikan andil terjadinya inflasi pada Juni 2017 di Sumenep, di antaranya tarif listrik PLN, daging ayam ras, daging ayam kampung, cumi-cumi, dan bawang merah," kata Suparno, menerangkan.

Sementara komoditas yang menyumbang terjadinya deflasi adalah bawang putih, cabai rawit, telur ayam ras, dan beras.

Suparno juga mengemukakan, operasi pasar yang digelar pihak terkait di Kementerian Perdagangan beberapa waktu lalu mampu mengendalikan harga bawang putih dan selanjutnya komoditas tersebut memberikan andil terbesar terjadinya deflasi. (*)

Pewarta: Slamet Hidayat

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017