Madiun (Antara Jatim) - Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun bekerja sama dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri, Bulog Madiun, dan tim pengendali inflasi daerah (TPID) setempat lainnya menggelar operasi pasar murni (OPM) guna menstabilkan harga kebutuhan pokok di wilayahnya selama bulan Ramadhan dan menjelang Lebaran tahun 2017. 

Wakil Wali Kota Madiun Sugeng Rismiyanto mengatakan, OPM tersebut akan digelar selama 15 hari mulai tanggal 5-20 Juni di Pasar Sleko dan Pasar Besar Madiun secara bergantian.

"OPM ini bertujuan untuk mempertahankan stok bahan pangan di Kota Madiun yang biasanya banyak permitaan menjelang lebaran sehingga rawan langka dan naik harganya," ujar Sugeng Rismiyanto saat membuka OPM Pemkot Madiun di Pasar Sleko, Senin.

Selain itu, juga meningkatkan daya beli masyarakat, terlebih bagi masyarakat Kota Madiun yang kurang mampu. Sehingga inflasi di Kota Madiun dapat terjaga dan terkendali lajunya.

Ia menjelaskan, mengapa meningkatkan daya beli masyarakat? Hal itu karena sembilan jenis komoditas yang ada di OPM tersebut, semuanya dijual di bawah harga pasaran atau harga eceran tertinggi (HET). 

Adapun komoditas yang dioperasipasarkan antara lain, telur ayam ras, gula pasir, minyak goreng, tepung terigu, bawang putih, bawang merah, dan beras. Khusus untuk beras, terdapat tiga jenis, yakni beras medium, premium, dan premium 2.

Seperti telur ayam ras dijual sekitar Rp19.000 per kilogram dari harga pasar Rp21.000 per kilogram, bawang putih dijual seharga Rp38.000 per kilogram dari harga pasar di kisaran Rp40.000 hingga Rp45.000 per kilogram, dan bawang merah dijual Rp20.000 per kilogram dari harga pasar di kisaran Rp27.000 hingga Rp29.000 per kilogram.

Kemudian, gula pasir dijual seharga Rp11.500 dari harga pasar Rp12.500 per kilogram, dan tepung terigu dijual Rp6.500 per kilogram dari harga pasar Rp7.000-an per kilogram.

Lalu, minyak goreng kemasan dijual dengan harga Rp10.800 per liter dari harga pasar Rp11.000 hingga Rp12.000 per liter, serta, beras medium dijual dengan harga Rp7.800 per kilogram dari harga pasaran Rp8.500 per kilogram, beras premium dijual dengan harga Rp8.200 per kilogram dari harga pasaran Rp9.000 hingga R10.000 per kilogram, dan beras premium 2 dijual dengan harga Rp9.000 per kilogram dari harga pasaran Rp10.500 hingga Rp11.000 per kilogram.

Salah satu warga Kelurahan Nambangan Kidul, Bu Giman mengaku senang dengan diselenggarakannya OPM tersebut. Sebab hal itu bisa mengurangi pengeluaran rumah tangganya selama puasa.

"Lumayan agak murah. Biasanya beli bawang putih di harga Rp40.000 hingga Rp60.000 untuk jenis kating. Sekarang bisa jauh di bawah harga pasar. Demikian juga untuk harga kebutuhan lain, seperti telur ayam, gula pasir, dan tepung," tutur Giman.

Ia berharap, harga kebutuhan pokok dapat tetap stabil sehingga tidak memberatkan masyarakat terlebih rakyat yang memiliki ekonomi kecil.

Pantauan di lokasi, OPM tersebut langsung "diserbu" oleh warga di lingkungan sekitar Pasar Sleko. Sesuai jadwal, OPM tersebut akan digelar secara bergantian dua hari sekali di Pasar Sleko dan Pasar Besar Madiun hingga tanggal 20 Juni mendatang.

Pemkot Madiun berharap, jika hingga tanggal 20 Juni 2017 harga bahan pokok terpantau stabil, maka OPM akan dihentikan. Sebaliknya, jika setelah itu harga kebutuhan pokok masih flukuatif, maka OPM masih bisa diperpanjang.

"Harapan kita semua setelah tanggal 20 Juni nanti, semua bahan pokok harganya stabil dan stoknya aman. Sehingga semua masyarakat Kota Madiun bisa berlebaran dengan senang. Kami meminta, warga tidak berbelanja berlebihan. Secukupnya saja, pasti inflasi terkendali," ujar Wakil Wali Kota Sugeng Rismiyanto. (*)

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017