Tulungagung (Antara Jatim) - Badan Pengawas Obat dan Makanan Cabang Surabaya menyiapkan beberapa tim khusus laboratorium keliling mengatisipasi peredaran makanan minuman untuk menu berbuka puasa yang mengandung zat berbahaya, selama gelaran Ramadhan di sejumlah kota di Jatim.
"Teknisnya kami akan berkoordinasi dengan dinas/instansi terkait, khususnya dinkes di masing-masing daerah," kata Kepala Seksi Penyidikan BPOM Surabaya Siti Amanah saat dikonfirmasi Antara di Tulungagung, Kamis.
Ia mengatakan, laboratorium keliling dilakukan menyeluruh di Jatim. Namun untuk efektifitas pelaksanaannya, kata dia, dipilih daerah secara acak dengan kota-kota yang dipilih dan ditentukan sebelumnya.
"Intinya BPOM ingin memastikan bahwa peredaran makanan minuman, seperti takjil dan menu berbuka puasa yang diproduksi secara (industri) rumahan tersebut aman dikonsumsi dan tidak menggunakan zat aditif berbahaya," katanya.
Siti Amanah tidak memastikan berapa daerah yang akan dikunjungi. Namun khusus untuk wilayah Surabaya saja, ia menyebut ada lima titik sasaran yang bakal dilakukan pemeriksaan sampel makanan-minuman di pasar dadakan penjual aneka takjil dan menu buka puasa.
"Untuk keseluruhan Jatim nanti dinas-dinasnya yang lebih tahu," katanya. Siti menjelaskan, kerjasama BPOM untuk laboratorium keliling di setiap daerah nanti ada tiga bidang, di antaranya bagian pengujian pangan," katanya.
Siti Amanah mengimbau masyarakat yang menjadi konsumen cerdas dalam memilih produk makanan minuman, baik yang kemasan maupun nonkemasan khusus untuk menu buka puasa hasil produksi rumahan.
"Membelilah produk pangan kemasan yang memiliki label resmi dan ada keterangan komposisi bahan, izin edar, serta alamat produksi yang jelas. Sedang untuk pangan takjil dan jenis menu buka puasa sebaiknya dipastikan yang sehat, higienis dan tidak mengandung zat aditif tertentu," ujarnya.
Sementara untuk produksi rumah, Siti Amanah mengingatkan agar setiap pelaku usaha memperhatikan higienis sanitasi sehingga tidak terjadi pencemaran produk pangan. Ia juga mengimbau agar setiap produk pangan yang dihasilkan dikemas secara rapi, tidak bocor, diberi label, dan penandaan-penandaan lengkap yang mudah dibaca oleh konsumen.
"Pemeriksaan secara keliling nanti sifatnya lebih pada edukasi (mendidik) kepada masyarakat terutama kelompok usaha kecil rumahan yang bergerak di bisnis kuliner agar menyediakan produk pangan yang sehat dan higienis bagi konsumennya," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Teknisnya kami akan berkoordinasi dengan dinas/instansi terkait, khususnya dinkes di masing-masing daerah," kata Kepala Seksi Penyidikan BPOM Surabaya Siti Amanah saat dikonfirmasi Antara di Tulungagung, Kamis.
Ia mengatakan, laboratorium keliling dilakukan menyeluruh di Jatim. Namun untuk efektifitas pelaksanaannya, kata dia, dipilih daerah secara acak dengan kota-kota yang dipilih dan ditentukan sebelumnya.
"Intinya BPOM ingin memastikan bahwa peredaran makanan minuman, seperti takjil dan menu berbuka puasa yang diproduksi secara (industri) rumahan tersebut aman dikonsumsi dan tidak menggunakan zat aditif berbahaya," katanya.
Siti Amanah tidak memastikan berapa daerah yang akan dikunjungi. Namun khusus untuk wilayah Surabaya saja, ia menyebut ada lima titik sasaran yang bakal dilakukan pemeriksaan sampel makanan-minuman di pasar dadakan penjual aneka takjil dan menu buka puasa.
"Untuk keseluruhan Jatim nanti dinas-dinasnya yang lebih tahu," katanya. Siti menjelaskan, kerjasama BPOM untuk laboratorium keliling di setiap daerah nanti ada tiga bidang, di antaranya bagian pengujian pangan," katanya.
Siti Amanah mengimbau masyarakat yang menjadi konsumen cerdas dalam memilih produk makanan minuman, baik yang kemasan maupun nonkemasan khusus untuk menu buka puasa hasil produksi rumahan.
"Membelilah produk pangan kemasan yang memiliki label resmi dan ada keterangan komposisi bahan, izin edar, serta alamat produksi yang jelas. Sedang untuk pangan takjil dan jenis menu buka puasa sebaiknya dipastikan yang sehat, higienis dan tidak mengandung zat aditif tertentu," ujarnya.
Sementara untuk produksi rumah, Siti Amanah mengingatkan agar setiap pelaku usaha memperhatikan higienis sanitasi sehingga tidak terjadi pencemaran produk pangan. Ia juga mengimbau agar setiap produk pangan yang dihasilkan dikemas secara rapi, tidak bocor, diberi label, dan penandaan-penandaan lengkap yang mudah dibaca oleh konsumen.
"Pemeriksaan secara keliling nanti sifatnya lebih pada edukasi (mendidik) kepada masyarakat terutama kelompok usaha kecil rumahan yang bergerak di bisnis kuliner agar menyediakan produk pangan yang sehat dan higienis bagi konsumennya," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017