Surabaya (Antara Jatim) - Pengurus Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA-GMNI) Jawa Timur mengajak masyarakat seluruh Tanah Air menjaga marwah dan semangat kebangkitan nasional.

"Jangan pernah berhenti menjaga marwah bangsa ini dan banyak cara untuk melakukannya," ujar Ketua PA-GMNI Jawa Timur Nurwiyatno kepada wartawan di Surabaya, Selasa.

Sejumlah cara yang dilakukan, kata dia, pertama dengan menjaga dan mengaktualisasikan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang inklusif sehingga keberagaman etnis, agama dan budaya yang dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia dipahami sebagai suatu keniscayaan.

"Hal itu dapat terus dirawat dan dirajut sebagai modal sosial untuk menggapai kesejahteraan dan kemajuan bangsa," ucap pria yang juga Inspektur Pemerintah Provinsi Jawa Timur tersebut.

Langkah kedua adalah mengaktualisasikan kedaulatan bangsa secara cerdas, yaitu tetap mengembangkan kemandirian politik, ekonomi dan budaya melalui perlindungan dan pemberdayaan potensi bangsa tanpa harus mengisolasi dari dinamika kehidupan politik, ekonomi dan budaya global.

Berikutnya yakni membangun kepercayaan diri dengan terus mencerdaskan bangsa melalui gerakan literasi yang sistematis dan berkesinambungan dalam berbagai bidang.

"Tujuannya agar masyarakat semakin kreatif dan produktif serta tidak mudah terintimidasi dan terprovokasi oleh ujaran lisan dan tulisan hingga gerakan massa yang merugikan kepentingan nasional," tuturnya.

Selain itu, lanjut dia, menjaga persatuan bangsa dengan mengembangkan persaudaraan sebagai sesama anak bangsa sehingga setiap ada permasalahan diusahakan secara dialog atau musyawarah.

"Kelima adalah mendorong upaya penguasaan dan pengembangan ilmu dan teknologi dilakukan lebih maksimal karena kebangkitan suatu peradaban dan atau bangsa tidak dapat mengalami kemajuan yang signifikan tanpa didukung oleh pengembangan ilmu dan teknologi," ujarnya.

Di sisi lain, untuk menyelesaikan suatu permasalahan maka masyarakat diminta mengedapankan dialog atau musyawarah agar memperoleh hasil lebih berkualitas.

"Penyelesaian masalah tidak mengandalkan pengerahan massa dan atau mempertentangkan kepentingan mayoritas melawan minoritas," kata mantan Penjabat Wali Kota Surabaya tersebut. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017