Tulungagung (Antara Jatim) - Himpunan Kerukunan Tani Indonesia menargetkan bisa membangun 25 ribu unit rumah pangan kita (RPK) yang tersebar di 38 kabupaten/kota di Jawa Timur selama kurun 2016-2020.
    
"Ini merupakan langkah nyata HKTI Jatim untuk melakungan penguatan bidang pertanian,” kata Ketua Dewan Pimpinan Provinsi (DPP) HKTI Jatim Ahmad Nawardi seusai pelantikan di Pendopo Kabupaten Tulungagung, Minggu.
    
Ia menjelaskan, proyek 25 ribu RPK tersebut akan dikerjakan bekerja sama dengan Perum Badan Urusan Logistik Subdivre V Jawa Timur.
    
Besar anggaran yang akan digelontor untuk program itu, kata Nawardi, total senilai Rp125 miliar.
    
"Kabupaten Madiun dan Tulungagung akan menjadi daerah pertama  pembangunan kios murah ini," katanya.
    
Ia mengatakan, di dua wilayah eks-karesidenan Mataraman dan Kediri tersebut HKTI dan Perum Bulog Subdivre V Jatim sudah punya proyeksi pembangunan 1.500 unit RPK.
    
Selain program RPK, lanjut Nawardi, HKTI Jatim juga berencana melakukan penguatan pangan melalui program tanam benih unggul melalui varietas benih padi M70 D dan M400.
    
Ketua Umum HKTI Jenderal (Purn) TNI Moeldoko mengatakan, kedua varietas itu merupakan benih unggulan yang diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan pangan nasioanal.
    
Sebab, kata Moeldoko, benih M70 D memiliki masa panen lebih pendek, yakni 70 hari dengan volume panen mencapai kisaran 6-7 ton per hektare.
    
Durasi pasa tanam dan asumsi volume panen tersebut menurut Moeldoko maupun Nawardi, jauh dari varietas lama seperti IR-64 yang mencapai 90-100 hari.  
    
Sedangkan M400 memiliki bulir lebih banyak dengan durasi tanam sekitar 90 hari namun volume panen lebih besar, yakni bisa mencapai sembilan ton per hektare.
    
"Jadi petani akan bisa menikmati hasil tanamnya lebih cepat dan banyak. Ini menguntungkan sekali," katanya.
    
Untuk dua varietas unggul tersebut, HKTI juga akan membuat proyek percontohan di beberapa wilayah, di antaranya Tulungagung dan Madiun.
    
Dua wilayah ini dipilih karena memiliki lahan pertanian cukup luas dan produktif.
    
Di luar itu, pihaknya juga akan terus melakukan penguatan organisasi HKTI hingga ke tingkat desa.
    
"Mereka inilah yang akan menjadi motor  perubahan bagi para petani untuk lebih produktif," kata Moeldoko.
    
"Hitungan kami, kalau semua pengurus di tingkat desa terbentuk, akan ada 191.450  penggerak. Ini kekuatan yang luar biasa," ujarnya.
    
Moeldoko berharap, HKTI bisa menjadi solusi atas problem yang selama ini dihadapi oleh para petani.
    
"Setiap  kali petani menemui masalah, HKTI Jatim harus hadir dan memberikan solusi," kata Moeldoko.
    
Senada, Ketua Badan Pertimbangan Organisasi HKTI Oesman Sapta Odang mendorong kadernya untuk mencintai pertanian. Menurutnya langkah ini sebagai simbol nasionalisme.
    
"Karena kedaulatan pangan menjadi hal yang sangat penting. Tanpa itu kita akan dijajah, termasuk hasil bumi kita," katanya.
    
Oesman dalam pidato sambutannya mengaku masih merasa prihatin kondisi pertanian mundur. Padahal menurut dia, Indonesia merupakan negara yang subur dan bebasis pertanian.
    
"Ini karena ada yang senang  import," ujarnya.
    
Sementara itu, Ketua DPN HKTI  Jendral (purn) TNI Moeldoko, melantik Ketua Ahmad Nawardi dan seluruh pengurus DPP HKTI Jatim 2016-2021, di Pendopo Kabupaten Tulungagung.
    
Pelantikan dihadiri sejumlah petingi dari DPN HKTI dan anggota DPD RI seperti I Gde Pasek Sardika, Ketua Fraksi MPR Prof. Bachtiar Ali.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017