Sumenep (Antara Jatim) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumenep mencatat inflasi di kabupaten itu pada April 2017 sebesar 0,14 persen melampaui Nasional yang sebesar 0,09 persen.
"Di tingkat Jawa Timur pun mengalami inflasi, yakni 0,29 persen. Pada April 2017, angka inflasi di Sumenep terendah dibanding tujuh daerah lainnya di Jawa Timur," ujar Kepala BPS Sumenep, Suparno di Sumenep, Rabu.
Sesuai data di BPS Sumenep, angka inflasi di Jember pada April 2017 sebesar 0,28 persen, Banyuwangi 0,48 persen, Kediri 0,38 persen, Malang 0,35 persen, Probolinggo 0,44 persen, Madiun 0,45 persen, dan Surabaya 0,29 persen.
Suparno menjelaskan, enam dari tujuh kelompok pengeluaran di Sumenep pada April 2017 mengalami inflasi dan satu deflasi.
Enam kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi adalah kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 1,34 persen; kelompok sandang 0,46 persen; dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,29 persen.
Selanjutnya kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,20 persen; kelompok kesehatan 0,03 persen; dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,01 persen.
"Kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi adalah kelompok bahan makanan sebesar 0,94 persen," kata Suparno, menerangkan.
Sementara komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi di Sumenep pada April 2017 adalah tarif listrik PLN, bawang putih, dan motor.
Untuk komoditas yang menyumbang terjadinya deflasi adalah cabai rawit, bawang merah, dan jeruk. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017