Trenggalek (Antara Jatim) - Unsur pimpinan DPRD Trenggalek dari Fraksi PDIP, Guswanto memastikan tidak akan memanggil Bupati Emil Elestianto Dardak hanya karena pengaduan aktivis GMNI yang menuding suami Arumi Bachsin itu terlalu sering melakukan kegiatan nonkedinasan di luar Trenggalek.
    
"Kami tidak akan memanggil bupati jika tidak ada pelanggaran yang dia lakukan," kata Guswanto di Trenggalek, Jawa Timur, Jumat.
    
Ia menilai, kinerja Emil selama cukup baik. Tidak hanya dalam pelaksanaan amanah pembangunan daerah sebagaimana tertuang dalam APBD, maupun dalam merespon persoalan sosial ekonomi dan budaya yang kerap muncul di Trenggalek.
    
Jika ada kelompok yang kritis terhadap Emil, menurut Guswanto hal itu lebih karena ada kesalahpahaman atau perbedaan persepsi semata.
    
"Saya kira tidak ada ya bupati melakukan kegiatan di luar kedinasan. Beliau tahu aturan, sehingga jika ada kegiatan ke luar kabupaten tentunya ada surat resmi," ujarnya.
    
Bahwa Bupati Emil yang diusung PDIP bersama sejumlah partai politik pendukung itu kemudian jatuh sakit akibat padatnya aktivitas yang dilakukan, menurut Guswanto hal itu wajar.
    
Termasuk saat Emil belum bisa menemui perwakilan GMNI Trenggalek karena memang beberapa hari lalu, Guswanto mengaku mengetahui sang bupati sedang tidak dalam kondisi fit.
    
"Bupati libur pun kerja terus di Trenggalek, tidak kenal siang malam pun beliau sering blusukan ke lapangan. Yang namanya pas sakit ya wajar kalau tidak bisa terima tamu, apalagi tidak pakai mengabari atau minta waktu dulu dan mendadak datang," katanya.
    
Guswanto mengaku melihat sendiri Bupati Emil saat pidato di sidang paripurna dalam keadaan pucat dan lemas demi membacakan LKPJ. "Kami sangat hargai komitmen beliau," ujarnya.
    
Menurut hemat Guswanto yang juga Wakil Ketua DPRD itu, "kegaduhan" muncul karena aktivis mahasiswa GMNI kecewa karena Emil tidak bisa menerima audiensi mereka.
    
"Padahal katanya baru sekali itu saja loh kebetulan tidak berjodoh ketemu, berbeda kalau memang beberapa kali audiensi ditolak. Kalau soal sering, saya yakin tidak, silahkan bandingkan sendiri dengan kepala daerah lain yang juga diminta membantu kampanye. Sama sekali tidak mengganggu kedinasan," ujarnya.
    
Dikonfirmasi terpisah, Bupati Emil Elestianto Dardak menegaskan bisa memaklumi kritik yang disebutnya sebagai aspirasi warga terhadap pimpinan atau kepala daerah tersebut.
    
Emil juga berjanji untuk menjadikan aspirasi tersebut sebagai momentum berintropeksi diri sehingga ke depan lebih proaktif dalam merangkul semua elemen masyarakat yang ingin memberikan masukan maupun pendapat guna tercipta pembangunan yang lebih baik di Trenggalek.
    
"Memang sebenarnya ada miskomunikasi. Jadi masalah utamanya, sebenarnya adalah mereka ingin menyampaikan aspirasi pada saat saya dalam keadaan tidak fit, sehingga mungkin dikiranya saya sedang sibuk. Padahal ada di tempat," kata Emil.
    
Ia menegaskan bahwa persepsi bahwa dirinya melakukan kegiatan di luar (tugas) kedinasan adalah tidak benar.
    
"Kami selalu menjadikan ini sebagai momen intropeksi dan lebih proaktif dalam merangkul teman-teman dari organisasi kepemudaan, untuk menyerap aspirasi mereka karena pada intinya kan mereka menginginkan pemimpinnya untuk lebih ada lagi untuk mereka," kata Emil.
    
Di akhir klarifikasi Emil di hadapan awak media, ia menegaskan bahwa semua tugas kedinasan dilakukannya dengan penuh amanah.
    
"Insya Allah kalau dikatakan kegiatan nonkedinasan itu bisa dibilang sangat-sangat minim dan semuanya dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku dalam pemerintahan," katanya.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Akhmad Munir


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017