Banyuwangi (Antara Jatim) - Kepolisian Resor Banyuwangi masih menelusuri "dalang" yang membuat logo palu arit dalam unjuk rasa penolakan tambang emas Gunung Tumpang Pitu yang digelar warga di Desa Sumberagung, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
"Kami masih mengumpulkan sebanyak-banyaknya informasi dan keterangan tentang keberadaan logo palu arit dalam sejumlah spanduk penolakan tambang emas yang dibawa pendemo," kata Kapolres Banyuwangi AKBP Agus Yulianto saat dikonfirmasi per telepon, Minggu malam.
Ia mengatakan polisi sudah memeriksa dua orang yang membawa spanduk tuntutan penolakan tambang emas yang disertai logo palu arit, namun keduanya diperiksa sebagai saksi.
"Kami juga sudah memeriksa anggota di lapangan dan pihak PT Bumi Suksesindo (BSI) yang melihat kejadian itu, sehingga kemungkinan masih ada beberapa orang lagi yang akan dimintai keterangan terkait adanya logo palu arit dalam spanduk tuntutan mereka," tuturnya.
Agus mengatakan sejumlah pengunjuk rasa juga akan dimintai keterangan lagi di Mapolres Banyuwangi untuk mengungkap dalang pembuat logo palu arit berdasarkan video dan foto kejadian tersebut yang didapatkan Polres Banyuwangi.
"Polisi akan memeriksa sejumlah pengunjuk rasa kembali pada Senin (10/4) untuk mendapatkan tambahan informasi dan mengkroscek keterangan yang lain, agar semakin banyak informasi yang didapat dalam mengungkap persoalan itu," ujarnya, menambahkan.
Sebelumnya aksi penolakan tambang emas Gunung Tumpang Pitu, di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Selasa (4/4) diwarnai dengan spanduk yang bergambar palu arit yang identik dengan Partai Komunis Indonesia.
Demonstrasi yang menyertakan logo palu arit tersebut juga direspon keras oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Banyuwangi, Majelis Wakil Cabang (MWC) NU, dan Gerakan Pemuda Ansor Banyuwangi dengan mendatangi Mapolres setempat pada Jumat (7/4), mereka mendesak kepolisian segera melakukan tindakan tegas terhadap pengunjuk rasa yang membawa logo palu arit dalam aksinya.(*)
Video istimewa
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017