Tulungagung (Antara Jatim) - RSUD dr Iskak, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur menjadi satu-satunya rumah sakit daerah pertama di Indonesia yang memiliki fasilitas layanan pemasangan ring jantung berstandar internasional.
    
"Ini rumah sakit pemerintah pertama yang memiliki layanan berstandar internasional," kata Ketua Perhimpunan Intervensi Kardiologi Indonesia (PIKI) dr Sunarya Soerianata, Sp.JP, dikonfirmasi di sela kegiatan Seminar Nasional  "Live Demo Proctorship PIKI" di RSUD dr Iskak, Tulungagung, Sabtu.
    
Ia mengatakan, kemajuan teknologi dan manajemen layanan bagi pasien serangan jantung di RSUD dr Iskak yang telah dirintis sejak 2014 itu patut diapresiasi dan seyogyanya dicontoh oleh rumah sakit-rumah sakit daerah lain.
    
Pasalnya, kata Sunarya, rumah sakit yang memiliki layanan spesialis jantung hingga pemasangan ring jantung selama ini di Tanah Air hanya ada di rumah sakit swasta Harapan Kita, Jakarta.
    
"Sistem kateterisasi di instalasi rawat darurat ini sekarang sudah dimiliki RSUD dr Iskak, Tulungagung. Fasilitas medis ini memungkinkan dokter ahli bisa dengan cepat dalam hitungan menit mengidentifikasi titik penyumbatan pada pembuluh jantung sehingga segera bisa dilakukan pembukaan melalui kateterisasi atau pemasangan ring," paparnya.
    
Layanan kateterisasi di ruang gawat darurat ini, menurut Sunarya, diklaim mampu menurunkan resiko kematian pasien jantung hingga 50 persen.
    
Sebab kata dia, potensi kematian pasien rata-rata dipengaruhi oleh keterlambatan penanganan yang rentang waktu dari serangan tak lebih 30 menit.
    
"Masa kritis melakukan tindakan penyelamatan inilah yang berhasil diperpendek melalui layanan kateterisasi di ruang gawat darurat RSUD dr Iskak," katanya.
    
Tak sekedar ruangan khusus, penanganan pasien jantung di rumah sakit ini juga didukung dengan prosedur penanganan, peralatan, dan tenaga medis berstandar internasional.  
    
Dalam hitungan 3–5 menit, kata Sunarya, tim di ruang darurat akan bisa merekam dan menemukan bukti terjadinya sumbatan, untuk selanjutnya memanggil dokter jantung agar dilakukan pembedahan terhadap pembuluh darah yang tersumbat.
    
"Kami berharap kelak seluruh rumah sakit pemerintah bisa melakukan ini," kata Sunarya.
    
Kemajuan teknologi layanan kesehatan yang dimiliki RSUD dr Iskak itu pula yang kemudian mendorong organisasi PIKI mengundang 35 dokter jantung seluruh Indonesia untuk mengikuti "workshop" atau lokakarya sekaligus peragaan pemeriksaan jantung atau kateterisasi yang diikuti tindakan pembedahan.
    
Direktur RSUD Dr Iskak, dr Supriyanto menjelaskan penyediaan layanan kateterisasi jantung di ruang gawat darurat ini dilatarbelakangi tingginya kematian akibat serangan jantung.
    
Ia mengungkapkan data WHO menyebutkan jika dua tahun lalu penyebab kematian tertinggi di dunia adalah kecelakaan, disusul kemudian dengan jantung di posisi kedua.
    
"Tahun ini sudah berbalik. Hal ini di antaranya dipengaruhi oleh perilaku manusia yang makin jauh dari aspek kesehatan seperti makanan berlemak dan cepat saji," katanya.
    
Supriyanto menambahkan, satu-satunya peluang menyelamatkan pasien serangan jantung ini adalah memperpendek waktu antara terjadinya serangan dengan tindakan medis melalui pembedahan.
    
Karena itu tak hanya mempersiapkan infrastruktur di ruang darurat rumah sakit, penyediaan tenaga medis yang sudah terlatih di tiap kecamatan juga menjadi kunci suksesnya terobosan ini.
    
"Kami juga memiliki 40 mobil ambulans yang dilengkapi dengan tenaga, obat, dan peralatan jantung di dalamnya," kata Supriyanto.
    
Senada, Bupati Tulungagung Syahri Mulyo yang turut melihat peralatan di ruang jantung RSUD Dr Iskak menjamin penanganan pasien serangan jantung di wilayahnya dengan cepat.
    
Ia menyatakan pemerintah daerah akan terus mendukung inovasi rumah sakit agar setara dengan layanan rumah sakit swasta terbaik di Indonesia.
    
"Rumah sakit pemerintah tidak boleh kalah dengan rumah sakit swasta," ujarnya.
    
Syahri menegaskan pengembangan dan pembiayaan rumah sakit daerah ini tak terlalu membebani keuangan pemerintah.
    
Hal itu lantaran kemampuan manajemen rumah sakit yang bagus dalam menjalankan bisnisnya hingga terus berkembang seperti layaknya rumah sakit swasta yang dikelola profesional.
    
Layanan jantung ini sekaligus melengkapi program "public safety centre" (PSC) yang telah digagas Pemerintah Kabupaten Tulungagung dan diganjar menjadi layanan PSC terbaik di Indonesia oleh Kementerian Kesehatan.
    
Rumah sakit ini juga menjadi rujukan di kawasan selatan Pulau Jawa yang selama ini berbondong-bondong ke RSUD Dr Soetomo milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017