Pamekasan (Antara Jatim) - PT Garam Persero ingin mengoptimalkan hasil pada musim produksi garam tahun ini dengan memanfaatkan teknologi, sebagai upaya mendukung program swasembada garam yang telah dicanangkan pemerintah.

"Optimalisasi yang kita inginkan pada dua hal, yakni pada sisi kualitas dan kuantitas produksi," kata Direktur Utama PT Garam Ahmad Budiono kepada Antara di Pamekasan, Kamis.

Saat ini, kata dia, produksi garam nasional belum mencukui untuk memenuhi kebutuhan, sehingga pemerintah terpaksa melakukan impor garam.

"Impor akan dihentikan, apabila produksi garam nasional kita dinilai mencukupi untuk memenuhi kebutuhan garam. Makanya, perlu adanya upaya optimalisasi produksi garam," kata Budiono.

Direktur Produksi PT Garam Budi Sasongko mengatakan, untuk mencapai hasil produksi yang optimal itu, diperlukan adanya kemitraan dengan para pihak.

Selain dengan petani garam secara khusus, kini PT Garam juga bekerja sama dengan pakar garam dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Bangkalan.

"Kemitraan ini penting agar terjadi simbiosis mitualisme, sehingga petani garam juga bisa mendapatkan pembelajaran tentang inovasi teknolgi dalam rangka peningkatan kualitas dan kuantitas hasil produksi garam itu," katanya.

Selain dengan petani secara langsung, lembaga atau organisasi yang memiliki perhatian terhadap pengembangan usaha garam rakyat, seperti Komisi Garam di Pamekasan juga harus dilakukan.

Dengan demikian, sambung Budi, kerja sama dengan tenaga ahli, yakni akademisi dan lembaga sebagai representasi petani garam mutlak harus dilakukan.

"Makanya, saat acara diskusi terbatas dengan Pemkab Pamekasan itu, kami menjelaskan, bahwa, komitmen akan menjadi dasar dalam mensukseskan keinginan baik bagi masyarakat petani garam di Madura secara umum dan Pamekasans secara khusus," terang Budi Sasongko.

Sementara, pakar garam dari UTM Bangkalan Dr Mahfud Efendy menjelaskan, agar produksi garam bisa meningkat, maka diperlukan adanya teknologi yang bisa memurnikan air garam sebelum dialirkan ke meja-meja peminihan.

"Disamping itu, perlu juga luasan lahan garam yang layak untuk mewujudkan inovasi teknologi ini," ucap Mahfud.

 Sekjend Komisi Garam Pamekasan Yoyok R Efendi menilai, memang dibutuhkan adanya upaya pemberdayaan petani garam yang tetintegrasi melalui kerja sama antara petani garam dengan PT Garam sebagai satu satunya BUMN di bidang industri garam.

Dengan cara itu, sambung dia, petani bisa mendapatkan edukasi dalam hal pemanfaat dan inovasi teknologi. "Tapi, yang juga perlu dipersiapkan adalah pasar yang bersedia menampung hasil akhir produksi dengan harga yang layak," kata Yoyok.

Ia berharap, upaya pemberdayaan petani garam juga bisa menunjukkan peningkatan kesejahteraan masyarakat petani garam secara signifikan. (*)

Pewarta: Abd. Azis

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017