Banyuwangi (Antara Jatim) – Para pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat menggelar shalat ghaib untuk almarhum KH Hasyim Muzadi, mantan Ketua Umum PBNU, yang meninggal di Malang, Kamis (16/3).

"Kepergian Kiai Hasyim merupakan kehilangan besar bagi bangsa Indonesia. Beliau tidak hanya ulama, tapi juga guru bangsa," kata Anas.

Bagi Anas, Hasyim Muzadi tidak hanya sosok ulama yang berpengaruh di kalangan Nahdlatul Ulama, tapi juga merupakan tokoh yang berkontribusi bagi bangsa Indonesia dan juga umat Islam dunia.

"Inspirasi yang beliau berikan tidak semata untuk NU, tapi juga untuk Indonesia dan umat Islam dunia," kata mantan Ketua Umum PP Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) tersebut.

Menurut dia, kiprah KH Hasyim Muzadi (Ketua Umum PBNU tahun 1999–2010) yang senantiasa mengampanyekan konsep beragama yang "rahmatan lil alamin" dan sekaku menjunjung tinggi nasionalisme, merupakan perjuangan yang harus dilanjutkan.

"Di tengah kondisi bangsa Indonesia saat ini, dakwah Kiai Hasyim yang menekankan tentang Islam yang 'rahmatan lil alamin' sekaligus nasionalisme, patut untuk diperjuangkan bersama," ujar Anas yang kini menjadi Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Timur itu.

Anas mengaku memiliki sejumlah kenangan bersama KH Hasyim Muzadi. Kiai Hasyim Muzadi kerap berkunjung ke Banyuwangi untuk memberikan ceramah.

Pada 28 Maret 2014, misalnya, KH Hasyim bersama dengan para ulama internasional yang tergabung dalam "International Conference of Islamic Scholar" (ICIS) berkunjung ke Banyuwangi.

KH Hasyim yang menjabat sebagai Sekretaris Jendral ICIS tersebut datang bersama dengan Syeikh Ali Jumah (Mesir), Syeikh Ahmad Badrudin Hassoun (Suriah), Dr M Yisif (Maroko), Syeikh Abdul Karim Dibaghi (Aljazair), Syeikh Mahdi Bin Ahmad Assumaidi (Irak).

Selain itu ada Prof Dr Wahba Suhaili (Damaskus) yang juga pengarang lebih dari 200 kitab, termasuk Tafsir Munir yang sangat terkenal di kalangan pesantren, intelektual Mesir Dr Moh Imaroh dan kolumnis Harian Al Ahrom Mesir Fahmi Huawaidi.

"Dalam kunjungan tersebut, beliau bersama para ulama itu untuk bertemu dan berdialog dengan ulama serta tokoh masyarakat Banyuwangi dalam mengampanyekan deradikalisasi. Semoga amal baik beliau diterima di sisi Allah dan semua dosa-dosanya diampuni," kata Anas. (*)

Pewarta: Masuki M. Astro

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017