merupakan tokoh penting yang menjadi rujukan dalam gerakan perdamaian di Indonesia.
"Pak Hasyim merupakan rujukan penting dalam gerakan perdamaian untuk mempertahankan keragamaan identitas di Indonesia," kata Koordinator Jas-Ijo Jombang Aan Anshori di Jombang, Kamis.
Ia mengaku sangat berduka atas wafatnya tokoh Nahdliyin, KH Hasyim Muzadi. Beliau merupakan salah satu putra terbaik Indonesia. Selama ini, KH Hasyim merupakan ikon moderat Islam yang dikenal memiliki kapasitas
mumpuni dalam mengartikulasikan gagasannya.
"Dengan citra moderat tersebut, ia dipercaya membawakan pidato khusus di depan seluruh pemimpin Kristen seluruh dunia dalam `World Churches Conference` di Porto Alegre Brazil, Februari 2006," paparnya.
Aan mengatakan sebagai pemimpin organisasi umat Islam dengan anggota terbanyak di dunia, KH Hasyim menekankan perlunya menampilkan wajah Islam yang teduh, bukan Islam teroris dan ekstremis.
Ia pun ingat dengan sosok Gus Dur, yang juga sangat konsisten terhadap umat beragama. Gus Dur juga sosok yang pluralis, seperti KH Hasyim Muzadi.
Aan menilai ketokohan KH Hasyim sebagai Nahdliyyin sejati makin diakui manakala dirinya ditunjuk Jokowi sebagai salah satu Anggota Dewan Pertimbangan Presiden hingga akhir hayat menyambutnya.
Pihaknya pun akan meneruskan perjuangan KH Hasyim dan tokoh pluralis lainnya. Perjuangan akan dilakukan dengan beragam cara baik dengan terus melestarikan pemikirannya.
"Kami akan meneruskan perjuangan KH Hasyim," katanya.
Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi wafat, Kamis pagi, pukul jam 06.15 WIB. Jenazahnya sempat dirawat di kediaman pribadi di Malang, namun selanjutnya jenazah diberangkatkan
ke Pesantren Al-Hikam Depok untuk dimakamkan.
KH Hasyim beberapa kali dirujuk ke rumah sakit karena kondisinya yang kurang sehat. Januari 2017, beliau juga sempat dirujuk ke Rumah Sakit Lavalette Malang dan kembali dirawat pada Sabtu (11/3).
Sejumlah pejabat menjenguk KH Hasyim Muzadi, termasuk Presiden Jokowi.(*)