Bojonegoro (Antara Jatim) - Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, berencana mengajukan permohonan bantuan mesin "digital printing" kepada Kementerian Perindustrian untuk melayani pelaku usaha mencetak kemasan.
    
"Permohonan pengajuan bantuan mesin "digital printing" segera kami lakukan karena sudah ada  pelaku usaha yang mengajukan permintaan pembuatan kemasan," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Pengembangan Industri Kreatif Disperinaker Bojonegoro Agoestin F, di Bojonegoro, Selasa.
    
Namun, pihaknya belum bisa melayani permintaan pelaku usaha di daerahnya itu karena belum memiliki peralatan mesin cetak "digital printing".
    
"Tapi kami sudah siap melayani pesanan pelaku usaha karena sudah ada tenaga ahli desain grafis," ucapnya.
    
Lebih lanjut ia menjelaskan Gedung Pusat Pengembangan Industri Kreatif yang dibangun dengan biaya Rp9,431 miliar dari APBD yang baru saja dimanfaatkan tidak dilengkapi dengan peralatan mesin cetak "digital printing".
   
Selain itu peralatan yang dibutuhkan lainnya untuk melayani pelaku usaha yaitu mesin cetak sablon yang sekarang ini masih proses pengadaan.
    
"Peralatan cetak sablon dalam proses pengadaan melalui APBD 2017," ucapnya.
    
Menurut dia, peralatan mesin cetak "digital printing" dan cetak sablon sangat penting untuk mencetak kemasanan makanan dan minuman di daerahnya.
    
"Kalau kemasan dicetak dengan bagus maka nilai makanan dan minuman akan semakin meningkat," ucapnya.
    
Meski demikian, katanya, kalau ada pelaku usaha yang meminta pembuatan kemasan makanan dan minuman tetap dilayani karena sudah ada tenaga ahli desain grafis.
    
"Hanya mencetaknya diluar," ujarnya.
    
Sesuai perhitungannya, kata dia,  jumlah pelaku usaha makanan dan minuman di daerahnya cukup banyak karena di setiap desa (430 desa/kelurahan) terdapat pelaku usaha makanan dan minuman.
    
"Jumlah pelaku usaha makanan dan minuman ratusan, bahkan bisa ribuan kalau di masing-masing desa ada tiga pelaku usaha makanan dan minuman," tuturnya.
    
Bahkan, lanjut dia, sekitar 50 pelaku usaha makanan dan minuman di daerahnya, mulai ledre, "unthuk yuyu", keripik singkong, rengginang singkong, juga makanan salak olahan siap mengisi gedung itu.
    
"Berbagai makanan dan minuman sekarang dalam proses persiapan, dengan lokasi  di lantai satu," tambahnya. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017