Surabaya (Antara Jatim) - Kepala Seksi Kurikulum Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan (Dindik) Provinsi Jawa Timur Eka Ananda menyatakan pihaknya telah mendistribusikan tiga paket soal Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) pada MKKS SMA/SMK kota dan kabupaten di wilayah setempat.
"Ketiga paket itu adalah paket soal untuk berbasis komputer, paket soal untuk berbasis kertas dan paket soal susulan," kata Eka di Surabaya, Senin.
Dia menjelaskan setiap paket soal berisi dua kurikulum, sehingga sekolah bisa menggunakan soal berdasarkan kurikulum yang digunakan sekolahnya. Dia menambahkan, usai menerima master soal, Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) bertugas menggandakan dan mendistribusikan ke sekolah.
“Kalau SMA di Kota Surabaya tiap sekolah sudah dapat master soal dalam bentul CD (compact disk). Kalau untuk SMK harus digandakan sendiri,” ujarnya.
Dia mengatakan soal tersebut disusun oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Provinsi selama empat hari. Pada hari terakhir soal juga digabung bersama pasokan soal sebesar 20 sampai 25 persen dari pusat.
“Soalnya sudah dalam bentuk word dan pdf. Jadi bisa dengan mudah di aplikasikan sekolah,” ujarnya.
Sementara untuk sekolah berbasis komputer akan dibebaskan memakai sistem apa dalam pelaksanaan. Hal itu dilakukan, sebab pihak Dindik tidak menyediakan kunci atau password untuk mengakses soal.
“Karena ini esensinya ujian sekolah, jadi pengawasan sepenuhnya oleh sekolah. Bisa diinstal ke aplikasi manapun yang dipakai sekolah,” lanjutnya.
Dia mengemukakan usai pelaksanaan USBN, kunci jawaban akan dikirim pada sekolah. Kemudian sekolah bisa mengoreksi hasil ujian secara mandiri. USBN ini dilakukan untuk pelajaran Pendidikan Agama, PPKN, Sejarah dan tiga mata pelajaran sesuai dengan program studi siswa. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Ketiga paket itu adalah paket soal untuk berbasis komputer, paket soal untuk berbasis kertas dan paket soal susulan," kata Eka di Surabaya, Senin.
Dia menjelaskan setiap paket soal berisi dua kurikulum, sehingga sekolah bisa menggunakan soal berdasarkan kurikulum yang digunakan sekolahnya. Dia menambahkan, usai menerima master soal, Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) bertugas menggandakan dan mendistribusikan ke sekolah.
“Kalau SMA di Kota Surabaya tiap sekolah sudah dapat master soal dalam bentul CD (compact disk). Kalau untuk SMK harus digandakan sendiri,” ujarnya.
Dia mengatakan soal tersebut disusun oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Provinsi selama empat hari. Pada hari terakhir soal juga digabung bersama pasokan soal sebesar 20 sampai 25 persen dari pusat.
“Soalnya sudah dalam bentuk word dan pdf. Jadi bisa dengan mudah di aplikasikan sekolah,” ujarnya.
Sementara untuk sekolah berbasis komputer akan dibebaskan memakai sistem apa dalam pelaksanaan. Hal itu dilakukan, sebab pihak Dindik tidak menyediakan kunci atau password untuk mengakses soal.
“Karena ini esensinya ujian sekolah, jadi pengawasan sepenuhnya oleh sekolah. Bisa diinstal ke aplikasi manapun yang dipakai sekolah,” lanjutnya.
Dia mengemukakan usai pelaksanaan USBN, kunci jawaban akan dikirim pada sekolah. Kemudian sekolah bisa mengoreksi hasil ujian secara mandiri. USBN ini dilakukan untuk pelajaran Pendidikan Agama, PPKN, Sejarah dan tiga mata pelajaran sesuai dengan program studi siswa. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017