Bojonegoro (Antara Jatim) - Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman meminta klaim asuransi usaha tanam padi (AUTP) yang diajukan petani karena tanaman padinya gagal panen terkena musibah banjir tidak lebih dari sebulan sudah cair.
    
"Saya memberikan batasan perusahaan asuransi harus bisa mencairkan klaim asuransi tidak boleh lebih sebulan. Kalau tadi saya tanya ada yang menjawab sepekan sudah cair, ya saya memberi batasan jangan lebih sebulan," kata dia yang menghadiri panen tanaman padi dan serapan gabah di Bojonegoro, Rabu.
    
Menurut dia, kalau perusahaan asuransi (PT Asuransi Jasa Indonesia/Jasindo) bisa mencairkan klaim asuransi dencan cepat, maka uangnya bisa dimanfaatkan petani untuk menanam padi lagi.
    
"Kalau perusahaan asuransi tidak bisa mencairkan dalam sebulan ya harus diganti," ucapnya menegaskan.
    
Ia juga mengatakan Pemerintah telah mencanangkan membangun sekitar 30.000 embung sebagai usaha ketersediaan air di musim kemarau dengan mengadopsi program pembangunan 1.000 embung di Bojonegoro.
    
Pada kesempatan itu, ia juga mengimbau petani tidak memanen tanaman padinya pada pukul 07.00 WIB, karena kadar airnya bisa mencapai 30 persen.
    
"Tapi kalau tanaman padi dipanen pukul 08.00 WIB kadar airnya bisa turun menjadi 22 persen," ucapnya menambahkan.
    
Bupati Bojonegoro Suyoto, menjelaskan ribuan hektare tanaman padi di sejumlah desa di Kecamatan Kanor, pernah mengalami kesulitan air ketika musim kemarau.
    
Tapi, lanjut dia, adanya bantuan mesin pompa air dari Menteri Pertanian, maka kekeringan yang melanda tanaman padi bisa teratasi.
    
Meski demikian, ia meminta petani di daerahnya tetap mengikuti program AUTP karena hanya dengan membayar premi Rp36.000 ribu per hektare, maka kalau gagal panen karena banjir atau kekeringan memperoleh klaim asuransi Rp6 juta.
    
"Bulog siap menyerap gabah petani dan tidak akan mempersulit," kata Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum Perum Bulog Wahyu Suparyono.
    
Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro Akhmad Djupari, menyebutkan tanaman padi di daerahnya pada musim hujan tahun ini mencapai 65.000 hektare, di antaranya, sudah terpanen sekitar 70 persen.
    
Hanya saja, menurut dia, sebagian tanaman padi di daerahnya itu ada yang terendam air banjir luapan Bengawan Solo dan banjir bandang, sehingga gagal panen, selain diserang hawa wereng coklat.
    
"Tetapi serangan hama wereng coklat tidak menggangu target produksi padi tahun ini," katanya menegaskan.
    
Pada kesempatan itu, Menteri Pertanian Amran Sulaiman mencoba traktor mesin di sawah di Desa Samberan, Kecamatan Kanor, yang dipersiapkan untuk tanaman padi. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017