Bojonegoro (Antara Jatim)  - Pelaksanaan pembuatan sodetan di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, untuk mengantisipasi banjir bandang masih menunggu izin dari Kementerian Kehutanan terkait pemanfaatan tanah kawasan hutan.
     
Kasi Operasi dan Pemeliharaan Dinas Pengairan Bojonegoro Mashadi, Rabu, menjelaskan tanah yang akan dimanfaatkan untuk sodetan sepanjang 798 meter dengan lebar 50 meter di Desa Kedungsumber, merupakan tanah Perhutani.
     
Oleh karena itu, lanjut dia, pekerjaan pembuatan sodetan harus menunggu turunnya izin dari Kementerian Kehutanan terkait pemanfaatan tanah hutan itu.
     
"Secara prinsip Perhutani tidak keberatan tanah hutan itu dimanfaatkan untuk sodetan dengan sistem pinjam pakai," jelas dia.
     
Namun, menurut dia, proses yang harus dilalui terkait perizinan, antara lain, membayar biaya pengukuran tanah sebesar Rp27 juta, selain juga memperhitungkan jumlah pohon jati yang ada di sepanjang jalur sodetan.
     
"Proses terkait perizinan masih panjang. Tapi kalau izin cepat turun pengerjaan pembuatan sodetan sudah bisa kita laksanakan tahun ini," jelas dia.
     
Pemkab, menurut dia, sudah mengalokasikan anggaran untuk pengerukan sungai di daerahnya termasuk pembuatan sodetan sepanjang 798 meter sebesar Rp1,2 miliar di dalam APBD 2017.
     
"Pembuatan sodetan dilaksanakan secara swakelola dengan memanfaatkan peralatan berat milik dinas pengairan," jelas dia.
     
Selain itu, lanjut dia, dinas pengairan juga mulai membuat desain rinci sodetan sepanjang 798 meter dengan lebar 50 meter dan pembuatan UKL/UPL.
     
Dari hasil survei yang sudah pernah dilakukan, lanjut dia, kedalaman sodetan sepanjang 798 meter terdalam mencapai 18 meter.
     
Meski lebar sodetan 50 meter, kata dia, pembuatannya dilakukan dengan sistem trap dengan bagian terbawah selebar 10 meter.
     
"Lokasi yang terdalam sodetan mencapai 18 meter karena harus mengeruk bukit," ucapnya.
     
Ia bisa memahami warga di Desa Kedungsumber, yang menjadi langganan banjir bandang tidak sabar terkait realisasi pembuatan sodetan.
     
"Pemkab sudah siap merealisasikan pembuatan sodetan, tetapi semua prosedur harus dilalui agar tidak menimbulkan permasalahan," ujarnya.
     
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Andik Sudjarwo, sebelumnya, menjelaskan Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, selalu dilanda banjir setiap di daerah setempat terjadi hujan deras.
     
Dalam kejadian banjir bandang sering mengakibatkan sejumlah rumah warga rusak, selain juga merendam areal pertanian dan merendam jalan raya Bojonegoro-Nganjuk.
     
"Banjir bandang di desa setempat bisa terjadi lima sampai tujuh kali selama musim hujan," ucapnya. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017