Trenggalek (Antara Jatim) - Akses jalan utama (poros) yang menghubungkan Kabupaten Trenggalek dengan Tulungagung, Jawa Timur di ruas Desa Ngetal mulai diperbaiki dengan membangun jaringan drainase serta pengerasan badan jalan yang berlubang.
    
"Sudah sebulan ini pengerukan jaringan sungai dilakukan. Namun pelaksanaannya beberapa kali terkendala cuaca (hujan)," kata Irwan, warga Desa Ngetal menuturkan, Jumat.
    
Kondisi jalan raya antarkabupaten di ruas Desa Ngetal mengalami kerusakan paling parah. "
    
Tidak hanya lapisan aspalnya terkelupas di sejumlah titik dengan penampang luas, genangan air memperparah kerusakan hingga kedalaman cekungan hingga kisaran 15-25 centimeter.
    
Dampaknya, kendaraan melintas bergiliran pada rute yang paling aman dengan kecepatan rendah, sekitar lima kilometer per jam.
    
"Kondisi jalan yang hancur mendorong beberapa warga sekitar menjadi 'pak  ogah', mereka membantu mengarahkan kendaraan agar tidak melalui ruas yang berlubang dalam dengan harapan imbalan uang dari pengendara," tutur Kurniawan, remaja setempat.
    
Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak dalam beberapa kesempatan menyatakan kerusakan di jalan nasional telah dievaluasi Balai Besar Jalan Nasional yang mewenangi, dan saat ini perbaikan dilakukan bertahap.
    
"Nantinya jalan yang rusak, retak ataupun ambles akan ditutup sementara menggunakan lempung atau material agregat lain supaya tidak memperparah keadaan," ujarnya.
    
Emil mengaku telah berkoordinasi dengan jajaran Dirjen Binamarga Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk melakukan perbaikan secara komprehensif menyangkut sejumlah ruas jalan nasional, jalan sirip, maupun jaringan koridor selatan di ruas jalan raya Trenggalek-Ponorogo yang kerap dilanda longsor.
    
Solusi awalnya, kata Emil, yakni dengan membuat jaringan saluran pembuangan air di sekitar jalan nasional tersebut.
    
"Masalah topografi, geologis tanah dan memang pemicu adalah air. Pendekatan yang bisa dilakukan adalah dengan 'emergency drain', yakni membangun saluran dengan pendekatn 'emergency' (kedaruratan), ini untuk menyelematkan agar badan jalan tidak semakin rusak atau amblas," ujarnya.
    
Senada, Direktur Preservasi Jalan Ditjen Binamarga Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakytarat Poltak Sibuea mengatakan saat ini prioritas penanganan infrastruktur rusak adalah dengan pendekatan tanggap darurat.
    
"Supaya kondisi jalan tidak semakin rusak, maka yang mendesak dilakukan adalah pembangunan saluran drainase, pembukaan jalan yang terkelupas maupun rusak lalu ditutup dengan agregat dan dipadatkan. Tapi kalau ternayata masih basah ya tentu ditunda dulu," kata Poltak.
    
Ke depan, lanjut dia, jalan yang telah dilapis agregat dan dipadatkan akan diperkeras dengan lapisan aspal ataupun cor beton, katanya.  
    
"Tindakan kedarauratan ini bertujuan untuk menghindarkan air menetap sehingga meresap ke bawah aspal," ujarnya.
    
Khusus di jalur Trenggalek-Ponorogo kilometer 16, 17 dan 18 yang kerap dilanda longsor maupun kondisi retak dan ambles, Poltak menyatakan tindakan kedaruratan yang rencananya dilakukan tim BBPJN adalah dengan memperkuat badan jalan, membangun tembok penahan dengan pondasi sampai tanah keras serta memasang bronjong atau konstruksi lain.
    
"Selain itu tebing-tebingnya juga harus diprotek, supaya tidak ada longsoran lagi," kata Poltak.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Akhmad Munir


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017