"Males ah, ndak makan, masih kenyang," ucap Hakim, salah seorang pengunjung sebuah rumah makan di kawasan Lombok Utara, tidak jauh dari Pantai Senggigi.

Bapak dua anak itu hanya mengambil segelas es teh, kemudian duduk dan menyaksikan istrinya makan sembari menyuapi anaknya yang sama-sama masih balita.

Namun tak lama, ia seperti heran melihat istrinya makan karena menahan pedas dengan sesekali meminum air putih yang sudah disiapkannya.

"Pedas ya? Menu apa yang pedas? Kok kelihatan enak gitu?," tanyanya yang kemudian dijawab dengan anggukan kepala sambil menunjuk sayur berbahan kangkung di piring yang disantapnya.

Hakim pun beranjak dan mengambil sayur yang sama dengan apa yang dimakang sang istri di meja makanan. Tanpa dikomando, sayur itu dilahapnya seolah melupakan perkataannya di awal bahwa ia telah kenyang.

"Kalau melihat sayur ini, saya lapar lagi, apalagi pedas. Ini kesukaan saya," ucap wisatawan asal Surabaya tersebut.

Yang dimakannya adalah sayur plecing kangkung, sebuah makanan khas Provinsi Nusa Tenggara Barat. Jika berkunjung ke Pulau Lombok, jangan sekali-sekali tak mencicipinya, apalagi melewatkannya begitu saja.

Ciri khas masakan ini terletak pada bumbu plecingnya yang berbeda dengan bumbu siram untuk sayuran pada umumnya.

Jika di daerah lain pada umumnya sayuran rebus biasanya disajikan dengan bumbu siram kacang, tapi untuk plecing kangkung bumbu khasnya terbuat dari campuran menu sendiri.

"Yang berbeda juga plecing ini sangat pedas dan disitulah daya tarik makanannya," ucap Niswati, perempuan asli NTB yang kebetulan sedang berkunjung ke Lombok.

Tak itu saja, keistimewaan sayur ini terletak pada kangkungnya yang tetap berwarna hijau meski direbus hingga matang. Berbeda dengan kangkung lain yang warnanya semakin menghitam saat matang.

"Kangkungnya khusus dan hanya ada di Lombok. Daerah lain sangat jarang yang memiliki kangkung sama," ujar perempuan yang juga seorang guru tersebut.

Bagi anda wisatawan yang ingin membawa pulang kangkung khas Lombok, jangan khawatir, sebab pengemasannya sudah aman dan bebas dibawa meski di dalam pesawat terbang.

"Kami beli per tiga ikatnya Rp10 ribu. Pengemasannya sudah bagus, diberi plastik dan dimasukkan dalam kardus yang tentu aman meski ditenteng. Ini saya beli lima ikat untuk masak di rumah," tuturnya.

Lantas bagaimana memasaknya? perempuan kelahiran Bima-NTB tersebut sedikit menjelaskan, yaitu menghaluskan cabai merah, terasi, garam, cabai rawit, gula merah, tomat dan jangan lupa tuangkan dengan air jeruk pecel.

Di sisi lain, rebus kangkung hingga layu, kemudian angkat dan tiriskan hingga menunggu dingin. Jangan lupa, batang kangkung yang tipis dibelah dua untuk memudahkan saat memakannya. Untuk tambahan, seduh tauge hingga matang kemudian tiriskan dan sisihkan. 

Berikutnya, sajikan di atas piring kangkung dan tauge yang sudah dicampur, kemudian tuangkan dengan bumbu yang sudah dihaluskan.

Sebelum dimakan, jangan lupa taburkan kelapa yang sudah diparut dan campur jadi satu. Eits....yang perlu diingat, kelapa yang diparut adalah kelapa hasil dimatangkan dengan cara dibakar.

Lantas, sajikan plecing kangkung yang lebih mantap jika disantap menggunakan nasi putih. Satu lagi, tidak lengkap rasanya jika makan tak ada kerupuk. Selamat makan...!! (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017