Bojonegoro (Antara Jatim) - Sebanyak 26 kuliner olahan berbahan salak buatan warga Desa Wedi, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, akan diikutkan dalam Festival Salak yang digelar warga di desa setempat, Kamis (27/1).
    
Ketua Badan Permusyaratan Desa (BPBD) Desa Wedi, Kecamatan Kapas,M. Yusuf, di  Bojonegoro Rabu menjelaskan 26 jenis kuliner olahan dari bahan salak itu akan dibawa warga mengiringi gunungan salak yang akan diarak dalam Festival Salak.
    
Berbagai kuliner salak itu, lanjut dia, merupakan kreasi warga, antara lain, wingko, jenang, keripik, sirup, manisan, kerupuk, selain berbagai aneka kuliner lainnya yang semuanya dengan bahan salak.
    
"Berbagai kuliner salak ini akan melengkapi desa kami yang sekarang berkembang sebagai desa wisata salak," ujar dia.
    
Ia juga menyebutkan gunungan salak yang akan diarak merupakan salak yang dikumpulkan dari warga di desanya.
    
Salak yang dimanfaatkan untuk membuat gunungan setinggi sekitar 2 meter itu sekitar 3.000 salak dengan berat sekitar 4 kuintal dari hasil patungan dari warga di desanya.
    
Sesuai rencana, lanjut dia, gunungan salak akan diarak dengan diiringi warga yang membawa berbagai aneka kuliner olahan salak dari balai desa menuju masjid.
    
"Di masjid setempat gunungan Salak itu bisa diambil pengunjung tanpa harus membeli atau gratis," ucapnya.
    
Di dalam Festival Salak itu, menurut dia, warga juga akan menggelar dagangan salak di lokasi, selain juga produk kuliner unggulan dari seluruh desa di  Kecamatan Kapas, dan desa lainnya.
    
Lebih lanjut ia menjelaskan digelarnya Festival Salak yang pertama kali itu selain untuk mempromosikan produk salak, juga untuk memperingati hari kelahiran perintis tanaman salak di desa setempat.
    
Keberadaan salak di desa setempat dibawa seorang warga bernama  Basyir Mujtaba yang mengambil bibit salak dari Batu Ampar, Madura.
    
"Pohon salak di desa ini pertama kali ditanam sekitar tahun 1835," ucapnya.
    
Sesuai data di desa setempat menyebutkan Desa Wedi, Kecamatan Kapas, dengan jumlah penduduk 1.308 kepala keluarga (4.035 jiwa), memiliki luas sekitar 300 hektare.
    
Menurut Kaur Pemerintahan Desa Wedi, Kecamatan Kapas, Siti Chotijah, warga di desanya hampir semuanya memiliki tanaman salak dengan jumlah paling sedikit 15 pohon sampai 1.000 pohon  per KK.
    
"Salak disini merupakan penghasilan sampingan warga, tetapi ada juga warga yang menekuni bekerja sebagai pedagang salak," ucap seorang warga lainnya Samian. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017