Kediri (Antara Jatim) - Perajin tenun ikat di Kediri, Jawa Timur menambah alat pemintal dari mesin untuk usahanya, sebagai upaya meningkatkan produksi tenun.

"Saat ini, permintaan tenun ikat semakin bagus. Bahkan, 2016 ada peningkatan hingga 70 persen, sehingga kami akan menambah alat pemintal dari mesin," kata Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB) Tenun Ikat Bandar Kidul Kota Kediri Eko Harianto di Kediri, Jumat.

Ia mengatakan, selama ini alat pemintal yang digunakan masih tradisional. Satu orang pekerja bisa menghasilkan hingga satu sampai tiga hari untuk menyelesaikan satu kerajinan tenun ikat.

Namun, jika memanfaatkan alat pemintal dari mesin, akan lebih memudahkan pekerjaan. Dengan alat pemintal tersebut, bisa lebih menghemat hingga 100 persen.

"Kalau dengan satu alat pemintal, bisa menghemat tenaga dari 12 orang. Dengan itu, kami berharap produktivitas juga semakin meningkat," katanya pria yang juga perajin tenun ikat ini.

Ia mengatakan, rencananya akan mendatangkan empat alat pemintal dengan teknologi mesin. Perajin yang tergabung dalam KUB Tenun Ikat Bandar Kidul Kota Kediri, juga sudah melakukan latihan operasional mesin itu, sehingga ketika barang datang sudah siap digunakan. Untuk pekerjanya, nanti akan dialihkan dengan mengerjakan yang lain. 

Eko pun optimistis, permintaan kain tenun ikat akan semakin bagus. Pemerintah Kota Kediri pun juga sudah mendukung sepenuhnya dengan usaha ini, yang salah satunya adanya kebijakan untuk menggunakan kain tenun ikat sebagai pakaian kerja.

Selain itu, Eko juga menyebut, adanya kesempatan tampil di beberapa acara baik di internasional maupun ajang nasional, yaitu "Jakarta Fashion Week 2017" yang digelar di Senayan City, Jakarta akhir 2016.

"Sejumlah 'even' nasional ini turut memberikan kontribusi. Produktivitasnya juga lebih meningkat. 2017, kami optimistis lebih baik lagi," harap Eko.

Di KUB Tenun Ikat Bandar Kidul Kota Kediri terdapat 10 pengusaha yang tergabung. Saat ini, terdapat 139 mesin tenun yang tersebar di sejumlah perajin tenun yang berpusat di Kelurahan Bandar Kidul, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri itu. Dari usaha itu, mampu menyerap sampai 210 tenaga kerja. 

Sementara itu, sejumlah desainer sempat unjuk kebolehan dengan mengeksplorasi batik dan tenun ikat khas Kota Kediri, yang dipamerkan langsung dalam kegiatan peragaan busana di kota ini, November 2016. Koleksi itu juga sempat dipamerkan dalam "Jakarta Fashion Week 2017".

Lenny Agustin, salah seorang desainer yang ikut unjuk kebolehan dalam peragaan busana saat itu mengaku tertarik mengangkat motif kuda lumping, sehingga ingin lebih mengeksplorasi motif itu di baju.

"Di daerah lain ada, tapi saya rasa tidak sebanyak eksplorasi di Kediri. Saya juga banyak ke daerah yang ada kuda lumpingnya, misalnya Jateng, Jatim, tapi yang dimasukkan ke dalam motif saya lihat di Kediri, makanya ingin eksplorasi lagi," katanya saat itu. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017