Tulungagung (Antara Jatim) -Sekitar 70 persen tenaga kerja Indonesia asal Kabupaten Tulungagung,
Jawa Timur memilih Taiwan sebagai negara tujuan bekerja, baik sebagai
asisten rumah tangga, pengasuh balita/anak (baby sitter), pengasuh orang
jompo hingga pekerja pabrikan.


"Dulu favoritnya ke Malaysia, namun sekarang trennya bergeser ke
Taiwan," kata Kepala Bidang Penempatan Perlindungan Tenaga Kerja dan
Pelatihan Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tulungagung Trining
CH Rahayu, Kamis.


Ia menyebut jumlah TKI dengan negera tujuan Taiwan pada 2015
sebanyak 1.840 orang, sementara pada 2016 naik menjadi 2.241 orang.


Trining menuturkan jumlah TKI asal Tulungagung yang terdaftar
berangkat ke luar negeri selama kurun 2016 tercatat sebanyak 3.463
orang.


Mereka bekerja di beberapa negara tujuan, seperti Taiwan (2.241
orang), Malaysia (123 orang), Hongkong (544 orang), Brunei Darussalam
(396 orang), New Zealand (65 orang), Singapura (93 orang) dan Aljazair
(1 orang).


"Jumlah ini meningkat sekitar 7,5 persen dibandingkan pada 2015 lalu sebanyak 3.211 orang yang menjadi TKI," ujarnya.


Ia menjelaskan Taiwan menjadi negara tujuan favorit TKI asal
Tulungagung karena selama ini pemerintah Taiwan dengan Indonesia
memiliki hubungan yang cukup baik dalam hal penempatan dan pengawasan
tenaga kerja.


Bahkan, dua bulan lalu, lanjut Trining, perwakilan lembaga
setingkat DPR di Taiwan berkunjung ke Tulungagung untuk meningkatkan
kerja sama dalam bentuk lain.


"Seperti alih teknologi pangan yang saat ini proses kelanjutannya
masih dibahas antara Pemkab Tulungagung dengan Taiwan," katanya.


Trining menambahkan selain kerja sama dalam industri pertanian,
banyak juga TKI yang memilih negara tujuan Taiwan untuk bekerja di
pabrik maupun perumahan sebagai perawat orang jompo.


Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tulungagung
tercatat TKI yang bekerja pada rumah tangga (informal) sebanyak 1.589
orang, dimana hampir seluruhnya perempuan, sedangkan laki-laki hanya
sebanyak sembilan orang.


Sementara untuk TKI yang bekerja di pabrik (formal) mencapai 652 orang. Dari 652 orang itu, perempuan sebanyak 67 orang.


"Adanya anggapan pergi ke luar negeri selain untuk mengubah nasib,
ada juga sebagai gaya hidup. Sebab, jika alasan untuk kesejahteraan
mereka yang sudah sejahtera ada yang kembali lagi bekerja disana,"
katanya. (*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017