Surabaya (Antara Jatim) - Produsen kopi Nescafe membidik pasar alat pembuat kopi instan di Surabaya, karena menilai pertumbuhan penikmat kopi di Kota Pahlawan yang makin pesat, sehingga Nescafe menyasar lini bisnis baru.
Marketing Manager Nescafe Dolce Gusto, Irmawati Praharsari mengatakan dipilihnya alat pembuat kopi tidak lepas dari minimnya pemain di sektor tersebut, sehingga pihaknya menargetkan penjualan mampu mencapai 1 juta unit dalam waktu 3 tahun.
"Kami harap sektor ritel mampu menyumbang setidaknya 80 persen dari total penjualan. Sementara 20 persen lainnya bisa disumbang oleh sektor produktif, seperti para start-up yang ingin membuka usaha bisnis caffe. Sebab, harga alat ini sangat pas untuk kalangan start-up," ujarnya disela peluncuran produk itu di Tunjungan Plaza, Selasa.
Irma mengungkapkan, alat tersebut sebenarnya sempat diperkenalkan di Jakarta pada 2013 silam. Namun, tahun ini dirasa waktu yang tepat untuk melakukan peluncuran resmi. Sebab, pecinta kopi di Jakarta dan Surabaya makin besar sehingga ceruk pasar pebisnis kopi dan rumah tangga sangat potensial untuk dimasuki.
Hingga saat ini, lanjutnya, Nescafe memang masih dominan pada penjualan alat pembuat kopi instant. Hingga tahun 2016, market share Nescafe pada segmen tersebut bahkan mampu mencapai 95 persen. "Selain pertumbuhan permintaan yang pesat, dominannya kami di alat ini dikarenakan kami merupakan pelopor di Indonesia," beber Irma.
"Karena itu, kami berupaya memperluas market di Indonesia Timur yang selama ini belum tergarap secara maksimal. Kami yakin mampu mengisi ceruk pasar pebisnis caffe pemula di kawasan tersebut. Sehingga target penjualan bisa tercapai," pungkasnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
Marketing Manager Nescafe Dolce Gusto, Irmawati Praharsari mengatakan dipilihnya alat pembuat kopi tidak lepas dari minimnya pemain di sektor tersebut, sehingga pihaknya menargetkan penjualan mampu mencapai 1 juta unit dalam waktu 3 tahun.
"Kami harap sektor ritel mampu menyumbang setidaknya 80 persen dari total penjualan. Sementara 20 persen lainnya bisa disumbang oleh sektor produktif, seperti para start-up yang ingin membuka usaha bisnis caffe. Sebab, harga alat ini sangat pas untuk kalangan start-up," ujarnya disela peluncuran produk itu di Tunjungan Plaza, Selasa.
Irma mengungkapkan, alat tersebut sebenarnya sempat diperkenalkan di Jakarta pada 2013 silam. Namun, tahun ini dirasa waktu yang tepat untuk melakukan peluncuran resmi. Sebab, pecinta kopi di Jakarta dan Surabaya makin besar sehingga ceruk pasar pebisnis kopi dan rumah tangga sangat potensial untuk dimasuki.
Hingga saat ini, lanjutnya, Nescafe memang masih dominan pada penjualan alat pembuat kopi instant. Hingga tahun 2016, market share Nescafe pada segmen tersebut bahkan mampu mencapai 95 persen. "Selain pertumbuhan permintaan yang pesat, dominannya kami di alat ini dikarenakan kami merupakan pelopor di Indonesia," beber Irma.
"Karena itu, kami berupaya memperluas market di Indonesia Timur yang selama ini belum tergarap secara maksimal. Kami yakin mampu mengisi ceruk pasar pebisnis caffe pemula di kawasan tersebut. Sehingga target penjualan bisa tercapai," pungkasnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017