Kediri (Antara Jatim) - Para petani lereng Gunung Wilis (2.169 meter di atas permukaan laut/ mdpl) yang tergabung dalam Kelompok Pesanggem Hutan Kreatif (KPHK) Wilis, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, akan menerima bantuan benih kopi jenis Arabika dari Bank Indonesia (BI) untuk menaikkan harga jual kopi.
"Kami akan membantu bibit kopi arabika, bibit yang sudah tersertifikasi. Mudah-mudahan bisa terealisasi, jadi petani pun bisa menikmati hasilnya," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kediri Djoko Raharto di Kediri, Minggu.
Ia mengatakan, BI membantu pemberdayaan para petani di lereng Gunung Wilis, Kabupaten Kediri ini. Ada sekitar 10.000 bibit yang akan diusahakan untuk ditanam para petani itu.
Saat ini, rencana pemberian bibit itu masih diajukan ke pusat dan ia berharap secepatnya disetujui, sehingga bisa segera diberikan pada petani untuk ditanam.
Djoko juga menegaskan, BI akan mendampingi sejak awal, mulai pemberian bibit, memberikan pelatihan pendampingan teknis, proses penanaman, panen, hingga pengemasan.
"Kami harapkan lebih profesional. Nanti akan kami bantu untuk peralatan produksi dan penguatan kelembagaan," katanya.
Ia berharap, para petani kopi di lereng Gunung Wilis ini kompak satu dengan lainnya, sebagai upaya mencegah agar produksi mereka tidak dipermainkan para pedagang. Dengan adanya organisasi, akan lebih melakukan komunikasi, salah satunya penjualan.
Sementara itu, Ketua KPHK Wilis, Desa Jugo, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri Sudiro mengaku sudah koordinasi dengan Perhutani terkait dengan rencana penanaman kopi itu. Luas lahan yang disiapkan sekitar 7 hektare di areal gunung tersebut.
"Untuk lahan sudah siap, sekitar 7 hektare. Nanti untuk tanamnya, biasnya menunggu hujan," katanya.
Ia mengatakan, para petani sudah melakukan uji coba menanam pohon kopi jenis Arabika sejak tiga tahun lalu. Saat itu, ada sekitar 30 tanaman dan sudah menghasikan biji kopi sekitar 6-8 kilogram.
Sudiro mengatakan, para petani tertarik menanam pohon kopi jenis arabika. Salah satunya karena harga jual kopi yang lebih baik ketimbang jenis robusta. Selain itu, di lereng Gunung Wilis ini, mayoritas petani sudah menanam jenis robusta, sehingga ingin ada variasi kopi baru.
Harganya juga terdapat selisih. Jika harga 1 kilogram kopi robusta sekitar Rp25 ribu, jenis arabika bisa dua kali lipat, sekitar Rp50 ribu per kilogram.
"Rata-rata sudah ada jenis robusta, jadi kami ingin menanam kopi jenis lainnya, arabika. Yang kami dengar, harga jualnya juga lebih bagus, jadi kami berharap dengan ini bisa meningkatkan pendapatan masyarakat," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017