Jika Anda berkunjung ke Kabupaten Pamekasan di Pulau Madura, Jawa Timur, tidak lengkap rasanya jika tidak mencicipi makanan yang satu ini. Namanya "Sate Lalat", demikian nama makanan khas di kabupaten berpenduduk sekitar 1 juta jiwa itu.

Seperti namanya, jenis sate ini memang dipotong-potong kecil, seperti lalat. Sate lalat berbeda dengan jenis sate yang ada di Pulau Madura pada umumnya, dan jenis sate ini, memang hanya ada di Kabupaten Pamekasan.

Karena keunikan dan kekhasan sate inilah, maka pemkab setempat, lalu menjadikan sate lalat sebagai makanan khas di Kabupaten Pamekasan. Bahkan pada 26 Oktober 2016 saat kabupaten ini merayakan hari jadi ke-486, pemkab menggelar kegiatan membakar sebanyak 20.800 tusuk sate lalat di Area Monumen Arek Lancor Pamekasan dan kegiatan itu masuk dalam catatan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).

Berbeda dengan sate pada umumnya, sate lalat dijual secara terbatas, yakni hanya ada di kawasan "Sae Salera", yakni khawasan khusus yang menjadi pusat kuliner di Kabupaten Pamekasan, yakni di Jalan Niaga, atau sekitar 200 meter ke arah selatan Arek Lancor Pamekasan.

Kawasan khusus yang menjadi pusat kuliner Pamekasan ini mulai buka sore hari sekitar pukul 16.00 WIB dan tutup sekitar pukul 02.00 WIB dini hari.

Semua penjual sate di kawasan ini, sudah bisa dipastikan menjual sate lalat. Penjual biasa menggenakan pakaian khas Madura, yakni dengan celana gombor, kaos berwarna merah putih dan baju pesak. Harganya juga sangat terjangkau.

Hanya dengan merogoh kocek senilai Rp15.000, Anda sudah bisa menikmati 20 tusuk sate lalat berikut nasi dan es teh. Mau ?! (*)

Pewarta: Abd. Azis

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016