Malang (Antara Jatim) - Wakil Wali Kota Malang, Jawa Timur, Sutiaji menegaskan menjaga dan mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan harga mati bagi bangsa Indonesia agar kemerdekaan dan keutuhan negara tidak dirampas negara lain.

"Sudah menjadi tugas dan kewajiban bagi kita semua untuk mempertahankan NKRI dari rongrongan negara lain atau siapapun yang ingin memecah belah NKRI kita tercinta ini. Untuk mempertahankan kemerdekaan bangsa, kita harus menjaganya dan mengawal Bhineka Tunggal Ika ssampai kapanpun," urai Sutiaji dalam sambutannya pada acara gelar doa bersama dengan tema "Nusantara Bersatu" di Lapangan Rampal Malang, Rabu.

Menurut Sutiaji, bukan negara Indonesia jika tidak ada Papua, bukan negara Indonesia jika tidak ada agama Islam dan bukan negara Indonesia jika tidak ada agama Katolik, Hindu, Buddha, Protestan dan lainnya. "Semua menjadi satu keutuhan bangsa," kata Sutiaji.

Ia menilai keberagaman itulah yang harusnya menjadikan negara Indonesia kuat dan makmur sejahtera. Budaya bersatu dan budaya damai merupakan cita-cita bersama, teramsuk Arek Malang dengan semboyan Salam Satu Jiwanya. "Salam itu menjadi landasan dasar membangun rasa kebersamaan dan persaudaraan di Bhumi Arema," paparnya.

Sementara itu Panglima Divisi (Pandiv) Infanteri 2 Kostrad Brigjen TNI Benny Susianto yang memimpin doa bersama "Nusantara Bersatu" itu mengingatkan kembali pentingnya kebhinekaan di Indonesia. "Kebhinekaan kita sekarang ini lagi diganggu. Kami mengimbau kepada seluruh komponen bangsa untuk waspada," ujar Benny.

Ia mengemukakan arus informasi yang sekarang tak terbendung, terutama di media sosial justru dipakai oleh sejumlah pihak untuk memecah belah NKRI. Oleh karena itu, melalui kegiatan ini, diharapkan masyarakat dan generasi muda turut menjaga keutuhan NKRI dan pentingnya belajar keberagaman.

Wakil Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kota Malang, HM Nur Salim mengatakan doa bersama lintas agama secara bergilir itu untuk menunjukkan persatuan dan kesatuan menjaga keberagaman antarumat beragama di Indonesia. "Jangan sampai Indonesia dipecah belah," tegasnya.

Doa bersama Nusantara Bersatu tersebut diikuti sekitar 15 ribu peserta yang terdiri pelajar yang memakai ikat kepala merah putih dan organisasi masyarakat. Doa bersama dipimpin oleh tokoh masing-masing agama.(*)

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016