Madiun (Antara Jatim) - Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun,  Jawa Timur, mengajak masyarakat setempat untuk rutin melakukan aktivitas fisik sebagai perwujudan hidup sehat dan mencegah terkena penyakit tidak menular terkait dengan pola perilaku.

"Hasil survei Kementerian Kesehatan menyebutkan Kota Madiun tergolong lampu kuning aktivitas fisik. Artinya warga Kota Madiun perlu diwaspadai karena aktivitas fisiknya mulai berkurang sehingga bisa berdampak pada obesitas dan rawan terkena penyakit diabetes, hipertensi, jantung koroner, dan stroke," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Madiun dr Agung Sulistya Wardani kepada wartawan di Madiun, Jumat. 

Sedangkan data nasional dari Kemeterian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, sebanyak 26,1 persen warga Indonesia malas melakukan aktivitas fisik, terlebih berolahraga secara teratur.

Karena itu, ia mengkampanyekan program nasional berupa gerakan hidup sehat melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) untuk mewujudkan masyarakat yang sehat.

Menurut dia, aktivitas fisik dilakukan lewat cara-cara sederhana yang dapat dilakukan sehari-hari minimal 30 menit setiap hari.

Di antaranya, ibu-ibu bisa menyapu rumah setiap hari serta melakukan pekerjaan rumah tangga lain seperti mencuci pakaian, mengepel lantai, dan lainnya. Selain itu, berjalan kaki juga merupakan aktivitas fisik yang baik. 

Ia menjelaskan, gerakan sehat lainnya adalah mengonsumsi buah dan sayur setiap hari. Ironisnya, sebanyak 90 persen lebih masyarakat Indonesia tidak suka makan buah dan sayur. Masyarakat cenderung suka yang berlemak dan berminyak.

Germas lainnya ditujukkan dengan cek kesehatan secara rutin. Seperti memeriksakan tekanan darah, kadar gula darah, lingkar perut, kolesterol total, arus puncak ekspirasi, dan deteksi dini kanker rahim.

Wardani menambahkan, saat ini telah terjadi perubahan pola penyakit terkait dengan faktor perilaku. Jika pada tahun 1990-an penyakit di Indonesia yang banyak menyebabkan kematian dan kesakitan berasal dari infkesi virus seperti diare, TBC, dan ISPA, namun sejak tahun 2010 penyakit tertinggi penyebab kematian dan kesakitan adalah penyakit tidak menular akibat pola perilaku.

"Yakni penyakit daibetes, hipertensi, jantung koroner, kanker, dan strok. Penyakit-penyait tersebut tercatat menjadi penyebab terbesar kematian dan kecacatan," kata dia.

Kondisi tersebut jika tidak segera diatasi, maka beban yang dikeluarkan negara akan semakin besar untuk menanggung pengobatannnya. Adapun estimasi kerugian ekonomi akibat penyakit hipertensi dan komplikasinya jika dihitung secara kasus nasional bisa mencapai Rp128,295 triliun, penyakit jantung koroner sebesar Rp58,793 triliun, dan penyakit stroke mencapai Rp34,096 triliun.

Kerugian tersebut tidak hanya dihitung dari biaya pengobatannya saja, namun juga dari kondisi penderita yang tidak bisa bekerja, tidak bisa beraktivitas normal, tidak menerima gaji, beban keluarga, dan lainnya.

Untuk itu, pihaknya meminta warga Kota Madiun sering melakukan tindakan Germas yang diperlukan guna mewujudkan masyarakat yang sehat. Terlebih Kota Madiun menjadi satu dari 10 kota/kabupaten se Indonesia yang ditunjuk sebagai pilot projek peluncuran Germas tahun 2016. 

Peluncuran Germas juga dilaksanakan di Bogor Jabar, Pandeglang Provinsi Banten, Kota Batam Provinsi Kepualauan Riau, Kota Jambi, Kota Surabaya, Kabupaten Pare-Pare Sulawesi Selatan, Purbalingga Jawa Tengah, dan Kabupaten Padang Pariaman Provinsi Sumatera Barat. "Kita harus nisa mewujudkan di tahun 2017," kata Wardani. (*)

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016