Jember (Antara Jatim) - Lembaga Swadaya Masyarakat Sentra Advokasi, Perempuan, Difabel, dan Anak (SAPDA) menggelar "workshop" media inklusi yang merupakan rangkaian acara dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional (HDI) di Kabupaten Jember, Jawa Timur.

"Kegiatan workshop media yang digelar 16-17 November 2016 diikuti tidak hanya kelompok berkebutuhan khusus atau difabel saja, namun pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum juga berpartisipasi menjadi peserta dalam kegiatan itu," kata Pedro Indarto, Koordinator Panitia Peringatan HDI SAPDA di Jember, Rabu.

Menurut dia, Hari Disabilitas Internasional merupakan momentum penting dalam proses advokasi pemenuhan hak bagi penyandang disabilitas yang dirayakan seluruh dunia, sehingga momentum itu digunakan untuk mengkampanyekan hak-hak penyandang disabilitas melalui berbagai kegiatan di media.

"Kegiatan workshop media inklusi mendorong difabel memiliki skill untuk bisa menulis karya jurnalistik dan memberikan mainstreaming isu disabilitas pada masyarakat umum melalui kemampuan jurnalistiknya," tuturnya.

Ia mengatakan kegiatan workshop media inklusi tersebut menjadi bekal bagi kelompok difabel dan masyarakat umum untuk mengikuti lomba essai jurnalistik dan fotografi yang digelar panitia HDI pada puncak perayaannya di alun-alun Jember pada tanggal 3 Desember 2016.

"Kami juga melombakan tulisan esai dan fotografi yang merupakan rangkaian kegiatan Hari Disabilitas Internasional di Kabupaten Jember," katanya.

Dalam workshop media inklusi itu, lanjut dia, lebih menekankan bagaimana media membuat pemberitaan anti-diskriminasi, kebersamaan dan kesetaraan difabel dengan masyarakat non-difabel, serta meningkatkan keberdayaan difabel.

Pedro menjelaskan perayaan HDI nasional dilaksanakan di Kabupaten Jember karena sebagai salah satu kabupaten yang menjadi wilayah intervensi Program Peduli dari Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan, Manusia dan Kebudayaan.

"Berbagai rangkaian kegiatan HDI mempunyai semangat mempromosikan dan mendorong inklusi sosial, bahwa isu disabilitas mendapat dukungan dari multisektor, berbasis dari budaya lokal yang datang dari desa/ kampung, komunitas disabilitas/non disabilitas,lembaga-lembaga pendidikan, dan pondok pesantren," ujarnya. 

Ia berharap partisipasi penyandang disabilitas akan semakin kuat ke depan, sehingga mereka mempunyai nilai tawar dalam semua sektor kehidupan dalam masyarakat dan di sisi lain untuk mendorong masyarakat nondisabilitas multisektor untuk memahami, terlibat untuk mempromosikan sehingga mendorong percepatan implementasi UU No. 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas di level daerah.

Salah satu peserta disabilitas rungu, Nur Hayati mengaku tertarik untuk mengikuti kegiatan workshop media karena ingin membuat karya jurnalistik, meskipun memiliki keterbatasan tidak bisa mendengar.

"Menulis karya jurnalistik menjadi tantangan berat bagi kelompok difabel yang memiliki keterbatasan, namun saya ingin menulis dan mendapatkan kiat-kiat khusus menjadi jurnalis warga dalam memotret suatu kejadian," ujarnya.

Puncak peringatan Hari Disabilitas Internasional di Jember pada 3 Desember 2016 rencananya dihadiri oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia Puan Maharani dan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016