Jember (Antara Jatim) - Sebanyak delapan warga Kabupaten Jember, Jawa Timur meninggal dunia akibat penyakit demam berdarah dengue (DBD) selama Januari hingga November 2016.
"Sebagian besar pasien DBD yang meninggal dunia karena pihak keluarga terlambat membawa ke rumah sakit atau pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) terdekat," kata Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan (P2KL) Dinas Kesehatan (Dinkes) Jember Dyah Kusworini di Jember, Senin.
Jumlah penderita DBD yang meninggal dunia pada tahun 2015 di Kabupaten Jember tercatat sebanyak 15 orang yang sebagian besar adalah anak-anak, sedangkan Januari hingga November 2016 tercatat sebanyak delapan orang meninggal akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti itu.
"Pasien DBD meninggal terbanyak pada Januari-Juni 2016, sedangkan beberapa bulan terakhir ini seluruh pasien bisa ditangani oleh dokter di rumah sakit dan puskesmas, sehingga tidak ada kasus kematian," tuturnya.
Menurutnya jumlah penderita DBD pada bulan Januari sebanyak 79 orang, Februari sebanyak 65 orang, Maret sebanyak 54 orang, April sebanyak 65 orang, Mei sebanyak 59 orang, Juni sebanyak 40 orang, Juli sebanyak 23 orang, Agustus sebanyak 25 orang, September sebanyak 23 orang, Oktober sebanyak 22 orang dan pada awal November tercatat sebanyak tiga orang.
"Trennya memang mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu karena digalakkan program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara rutin dan program satu rumah satu juru pemantau jentik (jumantik)," tuturnya.
Kecamatan yang menjadi endemik DBD di Kabupaten Jember masih berada di kawasan kota yakni Kecamatan Sumbersari, Patrang, dan Kaliwates.
Kendati demikian, lanjut dia, Dinkes Jember mengimbau kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan dengan melakukan PSN secara rutin seiring dengan tingginya curah hujan di Jember yang dapat menyebabkan banyaknya genangan tempat nyamuk Aedes Agypti berkembang biak.
"Sarang nyamuk Aedes Aegypti bisa berkembang di tempat-tempat yang tergenang air, sehingga warga harus melakukan gerakan 3M yakni menutup, mengubur dan menimbun di sekitar rumah mereka," ujarnya.
Sementara Ketua Komisi D DPRD Jember Hafidi minta Dinkes Jember untuk memaksimalkan pengasapan atau fogging di sejumlah daerah yang warganya sudah positif terkena DBD, agar jumlah penderita DBD terus menurun.
"Selain fogging, memang harus ada kesadaran warga untuk menjaga kebersihan lingkungan dengan PSN secara rutin, agar tidak ada jentik nyamuk Aedes Aegypti yang berkembang biak," ucap politisi Partai Kebangkitan Bangsa itu.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016