Hampir semua orang pasti suka dengan berbagai masakan berbahan baku ayam kampung maupun ayam ras karena unggas tersebut bisa diolah dengan beragam variasi, mulai digoreng, dibakar, dipanggang, direbus, hingga berkuah.

Muhammad Irawan yang telah berpengalaman di dunia kuliner selama 20 tahun bersama kakaknya Asita DK Suryanto mencoba untuk melestarikan resep orang tuanya dengan membuka bisnis kuliner "Ayam Panggang Bu Lien" dengan konsep restoran ala pedesaan di Kabupaten Jember.

"Saat berkumpul keluarga besar, kami selalu rindu masakan almarhum ibu Sunarlienah yang memiliki resep masakan ayam panggang yang sangat khas, sehingga kami mencoba bisnis kuliner dengan niatan ingin melestarikan masakan keluarga," tutur Asita.

Resep ayam panggang yang disajikan di rumah makan tersebut hampir sama dengan resep ayam panggang pada umumnya, namun ada beberapa bumbu rempah-rempah rahasia keluarga yang menjadikan ayam kampung tersebut sangat empuk dan rasanya sangat mantap.

Rumah makan yang menyajikan nuansa pedesaan yang semua menunya dihidangkan dengan daun pisang dan konsumen bisa mengambil sendiri makanan yang dipilih, sehingga membuat suasana kekeluargaan seperti makan di rumah sendiri.

"Bagi kami yang paling utama adalah kepuasan pelanggan karena hampir 80 persen konsumen dari keturunan Tionghoa yang datang, pasti kembali ke rumah makan kami untuk makan siang bersama keluarga atau rekan-rekannya," ucap penulis buku traveling itu.

Uniknya yang menjadikan Rumah Makan Bu Lien berbeda dengan rumah makan lainnya yakni sensasi makan beralaskan daun pisang yang diletakkan diatas meja, sebagai pengganti piring. Sedangkan nasi diletakkan di sebuah bakul kecil dan berbagai menu makanan tetap disajikan dengan menggunakan daun pisang.

Konsep makan tanpa menggunakan piring tersebut sengaja diciptakan untuk membawa para pengunjung ke alam pedesaan, sehingga suasana di rumah makan tersebut dapat tercipta kekeluargaan yang sangat erat.

"Makannya menggunakan tangan seperti masyarakat di pedesaan, namun kami tetap menyediakan sendok dan garpu bagi pengunjung yang enggan menggunakan tangan untuk menikmati aneka masakan yang disajikan," tuturnya.

Meski rumah makan yang baru berjalan dua bulan lebih itu berada di jalan protokol Kabupaten Jember atau tepatnya di Jalan Gajahmada 292, harga menu makanan yang ditawarkan terjangkau untuk kalangan menengah ke bawah, bahkan pengunjung bisa mendapatkan lalapan dan sambal secara gratis.

"Kami menawarkan menu makanan serasa bintang lima, namun harga tetap kaki lima seiring dengan kemampuan ekonomi masyarakat Jember karena kualitas bahan baku yang diolah juga merupakan pilihan yang berkualitas," ujar perempuan berjilbab asal Kecamatan Tanggul, Kabupaten Jember.

Menu spesial yang menjadi andalan Rumah Makan Bu Lien yakni Pite' Panggang Rp15.000 per potong dan Es Teler Rp12.000, namun pengunjung juga bisa memilih menu paket hemat seharga Rp19.000 yang terdiri dari Pite' Panggang + nasi + minuman.

Nah, bagi anda pecinta kuliner ayam panggang yang kebetulan singgah di Kabupaten Jember, tidak ada salahnya untuk sekedar mampir mencicipi kuliner ayam panggang Bu Lien dan menikmati sensasi bumbu rempahnya yang menggoyang lidah, serta keunikan cara makan yang dikemas ala "ndeso".(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016