Surabaya (Antara Jatim) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menanggapi pertanyaan dari para pelajar soal pengelolaan SMA/SMK yang sudah beralih ke Pemprov Jawa Timur pada acara Sekolah kebangsaan yang digelar di Taman Jayengrono Surabaya, Rabu.
     
 "Bu wali kota, saya dengar SMA/SMK kan sebentar lagi sudah tidak lagi dikelola oleh pemkot. Sehingga, ada kemungkinan setelah ini mereka yang bersekolah di SMA/SMK akan ditarik uang SPP. Jika demikian, bagaimana dengan teman-teman saya yang kurang mampu?", tanya salah seorang siswi di Sekolah Kebangsan.
     
Menganggapi pertanyaan ini, Tri Rismaharini menyatakan bahwa pemkot telah berjuang maksimal agar SMA/SMK di Surabaya tetap gratis. Bahkan, pemkot telah memperjuangkan hal itu hingga ke Mahkamah Konstitusi (MK). 
     
 "Tapi, aturannya tidak boleh nak. Kita sudah berjuang. Ya, sekarang mari kita berdoa agar teman-teman yang kurang mampu diberi kesanggupan untuk membayar," kata Risma.
     
Selain pertanyaan soal pelimpahan wewenang SMA/SMK dari Pemkot Surabaya ke Pemprov Jatim,  juga ada pelajar yang menanyakan kondisi perpolitikan jelang Pilkada DKI Jakarta 2017 yang tengah panas dan dinamikanya berujung pada rencana demonstrasi besar-besaran pada 4 November mendatang. 
     
 Terkait pertanyaan itu, Risma enggan berkomentar panjang lebar. "Kalau soal itu, saya tidak mau berkomentar. Tetapi yang mau saya sampaikan kepada anak-anakku semua adalah begitu negara kita merdeka, kita semua adalah satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa," katanya.
     
 Oleh karenanya, lanjut dia, pihaknya meminta para pelajar menghormati satu sama lain. "Kita pererat persatuan. Tidak boleh ada satu orang yang merasa paling benar. Kita harus menghargai orang lain," ujarnya.
     
Pada sekolah kebangsaan itu, para veteran juga dihadirkan untuk menceritakan peristiwa perjuangan kepada ratusan pelajar dari sejumlah sekolah, mulai SD, SMP hingga SMA/SMK. 
     
 Menurut Ketua Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Surabaya, Hartoyik, program sekolah kebangsaan ini sangat penting karena dapat memberikan gambaran kepada para siswa kalau para pejuang merebut kemerdekaan dengan berkorban jiwa dan raga.
     
 Ia berharap para pelajar Surabaya dapat mewarisi jiwa semangat juang para pahlawan karena ke depan, generasi muda Surabaya akan menjadi tumpuan bangsa. "Saya titip harapan kepada para pelajar Surabaya sekarang ini semoga negara ini bisa lebih indah, makmur dan bersatu padu," kata pria kelahiran 1929 itu.
     
 Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Surabaya, Wiwiek Widayati menyatakan, sekolah kebangsaan adalah program tahunan yang digelar khusus memperingati Hari Pahlawan.
     
 Rangkaian program sekolah kebangsaan diawali pada 1 November lalu di SMA Katolik St. Louis dan Senin ini di Taman Jayengrono. Agenda sekolah kebangsaan berikutnya akan dilaksanakan di SMA Santa Maria pada 3 November, Sekolah Don Bosco pada 4 November, Kantor PCNU pada 7 November dan Rumah HOS Tjokroaminoto pada 8 November. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016