Surabaya (Antara Jatim) - Departemen Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga Surabaya bekerja sama dengan Research Islam dan Lembaga Pelatihan (lRTl/LDB) menggelar seminar internasional membahas koperasi syariah guna dikaji dan dibukukan menjadi rujukan dan referensi untuk pembelajaran di akademik.   
 
Ditemui dalam "Lokakarya Tematik pada Koperasi Islam sebagai Organisasi Modal Sosial", Ketua Program Studi Ekonomi Syariah, Raditya Sukmana, mengatakan sistem berbasis ekonomi Islam diyakini mampu menciptakan kebersamaan ekonomi dengan konsep yang adil.

"Indonesia menjadi salah satu negara yang potensial dalam penerapan sistem ekonomi islam seperti pada koperasi syariah. Untuk menciptakannya masih diperlukan modal sosial dan dukungan dari berbagai pihak," katanya di Universitas Airlangga, senin.

Menurutnya, koperasi ideal dengan masyarakat kecil menengah, Layanan masyarakat berpenghasilan rendah, dikatakannya bukan hanya modal keuangan maupun modal intelektual yang dibutuhkan, melainkan mampu menumbuhkan konsep sosial kapital. Konsep sosial kapital ini mencakup jaringan sosial, kepercayaan, dan norma sosial. Selain itu juga perlu membangun konsep komunikasi yang sangat dibutuhkan.

“Kami di sini akan membahas penerapan modal sosial terjadap koperasi syariah yang berada di berbagai negara,” jelasnya.

Karena menurutnya Koperasi Syariah di Indonesia cukup maju, namun belum ada aturan hukum yang jelas terkait pelaporannya.

Sementara itu, ketua Islamic Development Bank (IDB) Prof Abdul Ghafar Ismail menjelaskan sosial kapital dan koperasi syariah ini sangat tepat jika di Indonesia. Karena sulit ditemukan di timur tengah, eropa atau afrika.

“Sosial kapital ini modal sosial yang tidak berwujud ekonomi atau uang. Seperti kepercayaan dan nama baik yang dimiliki koperasi syariah. Sehingga bisa meningkatkan hubungan dari anggota koperasi satu dengan lainnya. Otomatis menambah jumlah anggota koperasi,” paparnya.

Dikatakannya, koperasi syariah di Indonesia ini anggotanya sudah banyak, seperti petani yang menjadi bisa dilihat koperasi ini berhasil. Tetapi koperasi ini bentuknya kecil karena tabungan anggotanya masih sedikit. Sehingga modal sosial turut menunjang untuk peningkatan anggotanya.

“Pihak akademisi harus melakukan pelatihan jadi bisa menimbulkan kesadaran tentang perlunya sosial kapital. Jadi bisa menumbuhkan best practice,” pungkasnya. (*)

Pewarta: willy irawan

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016