Surabaya (Antara Jatim) - Pemerintah mendorong kepada petani garam supaya meningkatkan kualitas garam yang diproduksinya mengingat saat ini garam yang diproduksi oleh petani tergolong dalam garam muda yang dipanen dalam waktu tujuh hari.

Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman RI Agung Kuswandono mengatakan saat ini garam yang diproduksi oleh petani adalah garam muda dengan waktu panen selama tujuh hari.

"Sedangkan garam yang diproduksi oleh PT Garam yaitu waktu panen yang dilakukan dalam waktu sekitar 20 hari," katanya usai membuka rapat koordinasi peningkatan produksi dan kualitas garam nasional di salah satu hotel di Surabaya, Rabu.

Ia mengemukakan, selain kualitas garam, permasalahan lain masalah garam adalah produk turunan dari garam itu sendiri yang belum bisa dilakukan secara maksimal.

"Di Buleleng Bali, garam yang diproduksi bisa digunakan untuk garam spa, dengan harga yang mencapai Rp250 ribu setiap kilogramnya. Itu artinya potensi Indonesia sebagai produsen garam terbesar dunia sangat terbuka lebar, karena garis pantai di Indonesia merupakan salah satu yang terpanjang di dunia," katanya.

Oleh karena itu, dengan adanya rapat koordinasi ini akan ditemukan formula khusus supaya peningkatan kualitas produksi garam yang ada di Indonesia ini bisa terus ditingkatkan dan tidak hanya dijual dengan kondisi murah saja.

"Permasalahan lain yang harus dicarikan solusinya adalah pemberlakuan iodiumisasi terhadap garam yang diproduksi tersebut, mengingat saat ini masih ada proses pengasinan ikan yang dilakukan dengan menggunakan garam biasa," tuturnya.

Ia mengatakan, nantinya perlu kesadaran masyarakat untuk menjalankan ini semua, jangan sampai alasan garam yang diproduksi tidak terserap, sementara hasil produksinya masih kurang bagus.

"Kondisi ini ditunjang dengan adanya Badai Lanina yang terjadi di Indonesia sehingga saya mendapatkan bisikan, kalau produksi garam ini akan mengalami penurunan sampai dengan 50 persen dari produksi tahun lalu sebanyak 3,5 juta ton di tahun 2015," ujarnya.(*)

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016