Bandung, (Antara) - Petenis Jawa Timur Anthony Susanto meraih medali emas nomor tunggal putra setelah pada final mengalahkan wakil Kalimantan Timur, Arief Rahman dengan dua set langsung 7-6 (3), 7-6 (4) di Lapangan Tenis Taman Maluku, Bandung, Selasa.
Pertarungan sengit terjadi pada partai tunggal ini karena tidak ada satu game pun yang dapat dilalui dengan mudah oleh kedua pemain.
Kedua pemain nisbi memiliki kualitas yang sama, baik saat bertahan maupun saat menyerang.
Kedua finalis juga sama-sama memiliki akurasi dalam penempatan bola, beragam variasi taktik strategi, dan kemampuan fisik yang cukup baik.
Hanya saja, Anthony sedikit lebih unggul dalam kekuatan pukulan untuk menunjang permainan "baseliner"-nya. Namun, di sisi lain Arief juga sangat baik ketika bermain di depan net.
Perebutan game ke-12 berlangsung sengit pada set pertama ini.
Pada saat skor sama 30-30, Arief berhasil memancing Anthony untuk meladeni permainan "netting". Kepiawaian Arief dalam penempatan bola membuat ia memenangkan game penentuan 40-30, dan mengubah skor menjadi 6-6.
Untuk menentukan poin, game berikutnya ditentukan melalui "tie break". Kondisi fisik Arief yang menurun lantaran habis-habisan pada perebutan games ke-12 memberikan keuntungan bagi Anthony.
Beberapa kali "big serve" Anthony tidak dapat dikembalikan dengan baik oleh Arief. Meski sempat imbang 3-3 tapi Anthony berhasil menutup permainan dengan tie break 7-3.
Memasuki set kedua, kembali pertarungan sengit terjadi. Permainan rely yang ditawarkan Arief juga dilandeni Anthony.
Setelah sempat tertinggal pada game ke-11, dengan skor 5-6, Arief kembali bangkit pada game ke-12. Ia tidak menyerah meski sempat terjadi dua kali "duece".
Skor pun kembali imbang 6-6 sehingga pertandingan harus dilanjutkan dengan tie break 7. Seolah mengulang kejadian di set pertama, Arief yang terkuras tenaganya pada set penentuan seperti hilang angin pada partai yang menerapkan sistem rely poin ini.
Anthony langsung menekan melalui pukulan forehand dan backhand keras tanpa memberikan kesempatan ke Arief untuk menemukan irama permainan. Pergerakan skor pun berlangsung cepat dan berhasil ditutup Anthony dengan tie break 7-6.
Atas hasil ini, Anthony berhasil menyumbangkan medali emas nomor tunggal putra yang merupakan medali emas kedua karena sebelumnya meraih emas nomor beregu, dan Arief Rahman harus puas pada medali perak. Sedangkan medali perunggu menjadi milik Iqbal Billal atlet asal Kalimantan Timur.
Meski hanya meraih perak, tapi kemenangan ini tetap disambut sukacita oleh kontingen Kaltim.
Ketua PB Pelti Kaltim Nursyirwan Ismail mengatakan hanya provinsinya yang bisa merangsek untuk bersaing dengan provinsi di Jawa.
"Biasanya nomor tunggal ini milik Jatim, Jabar, dan DKI, tapi pada PON ini Kaltim bisa mengirim dua wakilnya yakni Arief yang meraih perak dan Iqbal yang meraih perunggu. Ini suatu pencapaian luar biasa dan berharap PB Pelti bisa melihat potensi ini dan memberikan kesempatan ke atlet untuk mengenyam pelatnas," kata Wakil Wali Kota Samarinda ini.
Sementara itu, pada Selasa juga dipertandingkan nomor tunggal putri, dan ganda putra/putri.
Pada PON kali ini PB Pelti menerapkan aturan baru yakni pembatasan usia atlet hingga 21 tahun sehingga muncul juara baru pada ajang empat tahunan ini.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
Pertarungan sengit terjadi pada partai tunggal ini karena tidak ada satu game pun yang dapat dilalui dengan mudah oleh kedua pemain.
Kedua pemain nisbi memiliki kualitas yang sama, baik saat bertahan maupun saat menyerang.
Kedua finalis juga sama-sama memiliki akurasi dalam penempatan bola, beragam variasi taktik strategi, dan kemampuan fisik yang cukup baik.
Hanya saja, Anthony sedikit lebih unggul dalam kekuatan pukulan untuk menunjang permainan "baseliner"-nya. Namun, di sisi lain Arief juga sangat baik ketika bermain di depan net.
Perebutan game ke-12 berlangsung sengit pada set pertama ini.
Pada saat skor sama 30-30, Arief berhasil memancing Anthony untuk meladeni permainan "netting". Kepiawaian Arief dalam penempatan bola membuat ia memenangkan game penentuan 40-30, dan mengubah skor menjadi 6-6.
Untuk menentukan poin, game berikutnya ditentukan melalui "tie break". Kondisi fisik Arief yang menurun lantaran habis-habisan pada perebutan games ke-12 memberikan keuntungan bagi Anthony.
Beberapa kali "big serve" Anthony tidak dapat dikembalikan dengan baik oleh Arief. Meski sempat imbang 3-3 tapi Anthony berhasil menutup permainan dengan tie break 7-3.
Memasuki set kedua, kembali pertarungan sengit terjadi. Permainan rely yang ditawarkan Arief juga dilandeni Anthony.
Setelah sempat tertinggal pada game ke-11, dengan skor 5-6, Arief kembali bangkit pada game ke-12. Ia tidak menyerah meski sempat terjadi dua kali "duece".
Skor pun kembali imbang 6-6 sehingga pertandingan harus dilanjutkan dengan tie break 7. Seolah mengulang kejadian di set pertama, Arief yang terkuras tenaganya pada set penentuan seperti hilang angin pada partai yang menerapkan sistem rely poin ini.
Anthony langsung menekan melalui pukulan forehand dan backhand keras tanpa memberikan kesempatan ke Arief untuk menemukan irama permainan. Pergerakan skor pun berlangsung cepat dan berhasil ditutup Anthony dengan tie break 7-6.
Atas hasil ini, Anthony berhasil menyumbangkan medali emas nomor tunggal putra yang merupakan medali emas kedua karena sebelumnya meraih emas nomor beregu, dan Arief Rahman harus puas pada medali perak. Sedangkan medali perunggu menjadi milik Iqbal Billal atlet asal Kalimantan Timur.
Meski hanya meraih perak, tapi kemenangan ini tetap disambut sukacita oleh kontingen Kaltim.
Ketua PB Pelti Kaltim Nursyirwan Ismail mengatakan hanya provinsinya yang bisa merangsek untuk bersaing dengan provinsi di Jawa.
"Biasanya nomor tunggal ini milik Jatim, Jabar, dan DKI, tapi pada PON ini Kaltim bisa mengirim dua wakilnya yakni Arief yang meraih perak dan Iqbal yang meraih perunggu. Ini suatu pencapaian luar biasa dan berharap PB Pelti bisa melihat potensi ini dan memberikan kesempatan ke atlet untuk mengenyam pelatnas," kata Wakil Wali Kota Samarinda ini.
Sementara itu, pada Selasa juga dipertandingkan nomor tunggal putri, dan ganda putra/putri.
Pada PON kali ini PB Pelti menerapkan aturan baru yakni pembatasan usia atlet hingga 21 tahun sehingga muncul juara baru pada ajang empat tahunan ini.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016