Surabaya (Antara Jatim) - Calon haji (calhaj) tertua se-Jawa Timur yang berasal dari Kabupaten Mojokerto, yakni Sriatin (93), berangkat ke Tanah Suci dengan biaya yang memanfaatkan harta warisan suami.
     
"Awalnya, ibu berkeinginan untuk pergi haji setelah ditinggal ayah pada 10 tahun lalu, karena itu sejak tahun 2012, ibu mendaftar haji," kata anak Sriatin yakni Misnanto saat ditemui di Asrama Haji Embarkasi Surabaya, Selasa.
     
Ketika mewakili ibunya yang sedang beristirahat akibat kelelahan, Misnanto yang juga perangkat Desa Ketemas Dungus, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto itu menjelaskan keinginan ibunya itu didorong warisan harta dari almarhum ayahnya yakni lahan pertanian yang masih produktif.
     
"Ibu berpikir untuk memanfaatkan warisan ayah untuk pergi haji agar lebih barokah, apalagi kakak saya sudah pergi haji sejak dua tahun silam (2014), sehingga ibu bertambah semangat," kata anak keempat dari enam bersaudara itu.
     
Akhirnya, selang empat tahun setelah mendaftar haji pada 2012, maka ibunya pun dipanggil untuk berangkat ke Tanah Suci, karena masuk dalam program haji lansia (lanjut usia) yang mendapatkan prioritas dari pemerintah.
     
"Saya sebagai anak pun terpanggil menjadi pendamping ibu, sedangkan istri saya tidak masuk, karena bukan anak kandung, tapi kami berangkat berempat yakni ibu, saya, dan dua saudara ibu. Kedua saudara ibu adalah Hartini dan Ningsih," katanya.
     
Namun, kondisi ibunya justru "drop" setiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya. "Ibu kelelahan dan mungkin masuk angin, sehingga kondisinya drop dan istirahat total di asrama haji. Semoga nanti pulih saat berangkat ke Tanah Suci," katanya. (*)

Pewarta: Edy M Yakub

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016