Tulungagung (Antara Jatim) - Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur mengimbau warga setempat untuk mengantisipasi dampak anomali cuaca yang bisa memicu wabah demam berdarah di daerah tersebut, meski jumlah kasus menurun selama kurun Juni-Juli.
    
"Hujan yang masih terjadi selama periode Agustus dipastikan menyebabkan risiko demam berdarah tetap tinggi," kata Kasi Penanggulangan Penyakit Menular Dinkes Tulungagung Didik Eka di Tulungagung, Senin.
    
Hingga pekan kedua Agustus ini saja, Didik memperkirakan jumlah kasus DB telah tembus 30 orang.
    
Menurut dia, risiko jumlah kasus masih akan terus meningkat hingga akhir Agustus karena wilayah endemik DB tersebar di sejumlah wilayah di Tulungagung.
 
"Potensi wabah DB semakin besar karena kesadaran masyarakat untuk melakukan gerakan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) masih rendah," ujarnya.
    
Didik mengaku belum bisa mengkonfirmasi pasti jumlah penderita DB selama kurun 1-15 Agustus dengan alasan laporan dari masing-masing puskesmas belum seluruhnya masuk.
    
Ia hanya mengungkap data pekan pertama Agustus dimana jumlah penderita baru tercatat sebanyak 13 orang.
    
Di RSUD dr Iskak Tulungagung, jumlah pasien DB selama kurun Agustus hingga pekan kedua tercatat sebanyak 16 orang.
    
"Kalau sampai pekan kedua ini mungkin jumlahnya sudah 30 penderita lebih. Kami akan segera klarifikasi ke seluruh puskesmas dan rumah sakit di Tulungagung," kata Didik.
    
Data Dinkes, ledakan kasus DB diyakini terjadi pada periode Juni dengan jumlah penderita mencapai 144 orang, dua di antaranya meninggal.
    
Sementara pada Juli, jumlah kasus/penderita DB turun menjadi 63 kasus tanpa satupun dilaporkan meninggal.
    
"Juli-agustus tidak ada korban DB yang meninggal. Namun selama kurun 2016 ini, mulai Januari hingga Juni jumlah pasien DB yang meninggal total ada 19 orang," paparnya.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016