Surabaya, (Antara Jatim) - Himpunan Masyarakat Petani Garam (HMPG) Jawa Timur menggandeng
pemerintah provinsi setempat untuk mengantisipasi dan mencari solusi
mengenai dampak buruk cuaca La Nina, agar kerugiannya bisa diminimalisir
dan tetap bisa hidup dengan makmur.
Ketua HMPG
Jawa Timur, M Hasan di Surabaya, Selasa mengatakan kerja sama yang
dilakukan dengan Pemprov Jatim adalah dengan melakukan sosialisasi
kepada petani tentang dampak La Nina terhadap produksi garam, agar
petani lebih waspada dan berfikir kreatif melakukan intensifikasi usaha,
seperti dengan beternak atau memelihara ikan.
"Tahun
ini kami tidak bisa berharap banyak, karena sampai saat ini hujan masih
saja turun dengan deras. Dan menurut prakiraan BMKG hujan akan terus
berlangsung hingga September 2016 yang disebabkan karena La Nina," kata
Hasan.
Sebelumnya, Hasan memprediksi kemarau
akan datang mundur, namun ternyata kemarau lebih pendek, sehingga
kemungkinan produksi garam akan anjlok sekitar 30 persen.
"Atau
jika sampai musim kemarau basah ini bersambung dengan musim penghujan,
praktis produksi garam di beberapa daerah akan nol, dan akan terjadi
gagal panen karena sampai sekarang kami masih belum bisa berproduksi,"
katanya.
Kepala Bidang Kelautan Pesisir dan
Pengawasan, Dinas Kelautan dan Perikana (DKP) Jawa Timur Fatkhur Rozaq
mengaku ikut prihatin dengan kondisi petani garam saat ini, sebab
kemarau basah akan mengancam gagal panen petani garam di berbagai
daerah.
Oleh karena itu, Fatkhur mengimbau kepada industri untuk menyerap garam rakyat sebagai tanggungjawab bersama.
"Biasanya
awal Juli sudah berproduksi tetapi tahun ini tidak bisa dilaksanakan.
Bahkan sinyal dari BMKG menyatakan hujan akan terus berlanjut. Dampak La
Nina ini sebenarnya tidak hanya mempengaruhi musim turunnya hujan
tetapi juga pada cuaca di laut," ucapnya.
Menurutnya,
berdasarkan prediksi BMKG suhu di laut saat ini mencapai 27 derajat
hingga 30 derajat, sehingga karang yang menjadi tempat bertelurnya ikan
mengalami "bleacing" atau memutih dan mati.
Data
DPK Jatim menunjukkan memutihnya karang di pesisir laut Jawa Timur
sudah mencapa 60 persen, dan jika kondisi ini terus berlanjut dipastikan
semua karang akan mati.
Untuk itu, Fatkhur
berharap industri memiliki kewajiban untuk menyerap garam rakyat
mengikuti jejak PT Garam yang minggu depan akan menyerap garam rakyat
dengan harga yang layak.
"Selain PT Garam, ada
empat perusahaan yang memiliki kewajiban tersebut, yaitu PT Unichem, PT
Susanti Megah, PT Budiono Bangun dan PT Garindo," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016