Tulungagung (Antara Jatim) - Sejumlah SLB di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur tidak memberlakukan program pengenalan lingkungan sekolah (PLS) atau dulu diistilahkan "MOS" (masa orientasi siswa) bagi siswa baru.

"Siswa berkebutuhan khusus tidak cocok jika diberlakukan PLS sebagaimana sekolah umum," kata Kepala SLB-B Tulungagung Sudarminto di Tulungagung, Selasa.
    
Selain itu, kata dia, SLB-B Tulungagung merupakan sekolah satu atap, dimana peserta didik ada mulai dari jenjang TK, SDLB, SMPLB hingga SMALB.
    
Menurutnya, penerapan PLS dengan siswa yang berjenjang usia hanya akan berdampak kurang positif terhadap peserta didik berkebutuhan khusus tersebut.
    
"Dengan model sekolah satu atap, siswa sudah mengenali lingkungan sekolahnya sejak masih duduk di bangku SDLB. Tidak perlu orientasi lagi," ujarnya.
    
Sudarminto menjelaskan, mayoritas semua siswa menempuh pendidikan selama 14 tahun di SLB-B tempatnya mengajar.
    
Tiadanya aktivitas PLS membuat suasana belajar-mengajar di SLB-B yang berlokasi di tengah Kota Tulungagung itu sejak hari pertama berjalan normal.
    
Sementara sejumlah orang tua atau wali murid mengantar menunggu di pendopo yang berada di tengah halaman sekolah, siswa di dalam kelas melakukan aktivitas belajar-mengajar seperti hari biasanya bersama guru.
    
Sudarminto mengatakan, kebijakan non-PLS bagi sekolah berkebutuhan khusus berlaku di SLB-SLB lain di Tulungagung karena keterbatasan fisik peserta didik.
    
"Tidak ada aktivitas khusus kecuali hanya normatif penyampaian narasi tentang kondisi sekolah dengan cara komunikasi berbeda sesuai kebutuhan siswa," katanya.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016