Kediri (Antara Jatim) - Perajin kain batik tulis "Anik" asal Kabupaten Kediri, Jawa Timur
mendekati Hari Raya Idul Fitri 1437 Hijriah/2016 "kebanjiran" permintaan
dari para pelanggan di berbagai daerah.
"Permintaan dari beragam daerah, ada juga yang dari Irian (Papua, red). Mereka memesan motif irian, lalu dikirim ke sana," kata Sri Anik Puji Murtini, perajin kain batik tulis asal Desa Sumberejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, Selasa.
Ia mengatakan, permintaan pembeli itu dari berbagai tempat. Mereka mengetahui kerajinan ini salah satunya dari jejaring sosial "facebook". Selain melihat berbagai motif, mereka juga melihat pengerjaan kain batik ini yang dipasang di facebook, sehingga mereka memesannya.
Anik mengatakan, permintaan pesanan kain batik dari kerajinan miliknya selama Ramadhan naik hingga 100 persen. Dalam sehari, rata-rata pekerjanya bisa menyelesaikan pembuatan kerajinan ini sekitar satu kain, namun jika motifnya agak sulit sekitar 2-3 hari.
Walaupun permintaan naik hingga 100 persen, Anik mengatakan stok yang ia miliki juga masih banyak. Jauh-jauh hari sebelum Ramadhan, para perajin yang bekerja di tempatnya sudah membuat kain batik dengan beragam motif.
Ia juga mengatakan, para pembeli biasanya mencari motif yang khas. Ia sengaja mendesain motif khas Kabupaten Kediri misalnya motif SLG (simpang lima gumul), jaranan, maupun mangga podang.
"Pembeli menyukai motif khas Kabupaten Kediri, salah satunya mangga podang. Selain untuk dipakai sendiri, juga sebagai suvenir untuk keluarga, maupun tamu," ujarnya.
Anik mengungkapkan, usaha ini sudah digelutinya sejak 2004. Awalnya, ia melukis di berbagai media seperti baju, kerudung, namun kemudian fokus ke kain batik. Awal berdiri, ia dibantu tiga orang, namun saat ini sudah berkembang hingga 30 orang.
Untuk omzet, Anik yang juga bekerja sebagai pegawai negeri sipil di Kabupaten Kediri ini juga mengatakan selama sebulan omzetnya sekitar Rp20-Rp25 juta. Namun, saat Ramdhan, bisa naik drastis, mengingat permintaan juga naik.
Disinggun terkait dengan harga jual kain batik yang dibuatnya, Anik mengatakan relatif terjangkau, sekitar Rp100 hingga Rp400 ribu, tergantung kain yang digunakan. Kain yang ia gunakan misalnya primis, primisima, katun, dan sejumlah kain lainnya.
Ia berharap, usahanya ini bisa terus berkembang luas, termasuk bisa lebih banyak lagi merekrut tenaga kerja. Ia sangat mendukung jika ada perempuan, terlebih lagi ibu rumah tangga yang mau bekerja, untuk membantu perekonomian keluarga.
Sementara itu, sejumlah pembeli memang mencari kain batik dengan ciri khas Kabupaten Kediri. Salah satunya diungkapkan oleh Sari Priti Basrini. Ia mencari kain batik dengan motif mangga podang untuk seragam keluarga.
"Saya suka motif mangga podang. Kain batik ini juga bisa digunakna untuk acara keluarga ataupun sarimbit dengan suami dan anak-anak, jadi resmi bisa, santai pun juga bisa. Selain itu, dengan menggunakan batik, turut serta melestarikan budaya bangsa," ujar Sari.
Anita Djoko Raharto, yang juga istri Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kediri mendukung penuh agar UMKM di Kabupaten Kediri berkembang menjadi lebih baik. Ia dengan ibu-ibu yang tergabung di Ikatan Wanita Perbankan (Iwapa) Kediri juga memberikan akses agar produk mereka semakin digemari, salah satunya dengan mengundang mereka ikut pameran UMKM.
"Permintaan dari beragam daerah, ada juga yang dari Irian (Papua, red). Mereka memesan motif irian, lalu dikirim ke sana," kata Sri Anik Puji Murtini, perajin kain batik tulis asal Desa Sumberejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, Selasa.
Ia mengatakan, permintaan pembeli itu dari berbagai tempat. Mereka mengetahui kerajinan ini salah satunya dari jejaring sosial "facebook". Selain melihat berbagai motif, mereka juga melihat pengerjaan kain batik ini yang dipasang di facebook, sehingga mereka memesannya.
Anik mengatakan, permintaan pesanan kain batik dari kerajinan miliknya selama Ramadhan naik hingga 100 persen. Dalam sehari, rata-rata pekerjanya bisa menyelesaikan pembuatan kerajinan ini sekitar satu kain, namun jika motifnya agak sulit sekitar 2-3 hari.
Walaupun permintaan naik hingga 100 persen, Anik mengatakan stok yang ia miliki juga masih banyak. Jauh-jauh hari sebelum Ramadhan, para perajin yang bekerja di tempatnya sudah membuat kain batik dengan beragam motif.
Ia juga mengatakan, para pembeli biasanya mencari motif yang khas. Ia sengaja mendesain motif khas Kabupaten Kediri misalnya motif SLG (simpang lima gumul), jaranan, maupun mangga podang.
"Pembeli menyukai motif khas Kabupaten Kediri, salah satunya mangga podang. Selain untuk dipakai sendiri, juga sebagai suvenir untuk keluarga, maupun tamu," ujarnya.
Anik mengungkapkan, usaha ini sudah digelutinya sejak 2004. Awalnya, ia melukis di berbagai media seperti baju, kerudung, namun kemudian fokus ke kain batik. Awal berdiri, ia dibantu tiga orang, namun saat ini sudah berkembang hingga 30 orang.
Untuk omzet, Anik yang juga bekerja sebagai pegawai negeri sipil di Kabupaten Kediri ini juga mengatakan selama sebulan omzetnya sekitar Rp20-Rp25 juta. Namun, saat Ramdhan, bisa naik drastis, mengingat permintaan juga naik.
Disinggun terkait dengan harga jual kain batik yang dibuatnya, Anik mengatakan relatif terjangkau, sekitar Rp100 hingga Rp400 ribu, tergantung kain yang digunakan. Kain yang ia gunakan misalnya primis, primisima, katun, dan sejumlah kain lainnya.
Ia berharap, usahanya ini bisa terus berkembang luas, termasuk bisa lebih banyak lagi merekrut tenaga kerja. Ia sangat mendukung jika ada perempuan, terlebih lagi ibu rumah tangga yang mau bekerja, untuk membantu perekonomian keluarga.
Sementara itu, sejumlah pembeli memang mencari kain batik dengan ciri khas Kabupaten Kediri. Salah satunya diungkapkan oleh Sari Priti Basrini. Ia mencari kain batik dengan motif mangga podang untuk seragam keluarga.
"Saya suka motif mangga podang. Kain batik ini juga bisa digunakna untuk acara keluarga ataupun sarimbit dengan suami dan anak-anak, jadi resmi bisa, santai pun juga bisa. Selain itu, dengan menggunakan batik, turut serta melestarikan budaya bangsa," ujar Sari.
Anita Djoko Raharto, yang juga istri Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kediri mendukung penuh agar UMKM di Kabupaten Kediri berkembang menjadi lebih baik. Ia dengan ibu-ibu yang tergabung di Ikatan Wanita Perbankan (Iwapa) Kediri juga memberikan akses agar produk mereka semakin digemari, salah satunya dengan mengundang mereka ikut pameran UMKM.
"Mereka harus terus didukung agar semakin berkembang," kata Anita. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016