Surabaya (Antara Jatim) - Komunitas Peduli Surabaya Rek Ayo Rek (RAR) mendonasikan seribu buku
bacaan yang didapat dari bantuan lembaga maupun perorangan kepada
Perpustaan di Surabaya, Selasa.
"Ada sekitar 1.000 buku bacaan dari beberapa perguruan tinggi di Surabaya, organisasi masyarakat, maupun perorangan. Buku ini kami himpun, kami kumpulkan sekitar satu bulan," kata Ketua Komunitas RAR Herman Rivai di sela-sela penyerahan buku di Perpustakaan Umum Balai Pemuda Surabaya, Rabu.
Menurut dia, sejak lama Surabaya mencanangkan keberadaannya sebagai kota literasi. Dari predikat ini diharapkan semakin mengerek tinggi minat baca, yang berujung kegemaran menulis bagi warga kota.
Berangkat dari latarbelakang ini, lintas kampus serta elemen kota di Surabaya bersinergi, berupaya keras lebih memantabkan keberadaan kota literasi.
Beberapa kampus di antaranya Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Islam Negeri Surabaya (UINSA) serta perguruan tinggi negeri maupun swasta lainnya di Kota Pahlawan tak ketinggalan memberikan donasi buku bacaan.
Unsur masyarakat kota lainnya, juga demikian, baik atas nama lembaga atau perorangan. Buku yang ada, mereka kumpulkan melalui Komunitas Peduli Surabaya Rek Ayo Rek (RAR).
Selanjutnya, buku yang sudah terkumpul itu diserahkan lanjut ke Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya. "Ada yang kami ambil ke tempat donatur buku, dan ada yang diantar ke sekretariat RAR di areal Hi Tech Mall pintu utara, Jalan Kusuma Bangsa Surabaya," katanya.
Pria yang akrab disapa Meneer ini merinci buku yang ada. Ada buku tentang politik, militer, agama, novel, sosial, budaya, pendidikan, teknologi, dan lainnya.
"Partisipasi kampus, masyarakat luar biasa. Begitu kami sampaikan rencana donasi buku bacaan melalui sosial media, langsung ada konfirmasi kesiapan menyumbangkan buku. Ada dari ITS, UINSA dan kampus lain. Bahkan pak rektor beberapa perguruan tinggi ini konfirmasi langsung. Ada yang melalui sekretaris kampus," kata Herman yang juga ketua Pengprov Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Jawa Timur.
Sekretaris RAR Isa Anhsori yang juga ikut dalam penyerahan buku menambahkan, gerakan pengumpulan buku yang dilakukan Komunitas Peduli Surabaya Rek Ayo Rek sebagai upaya mendorong bertambahnya ketersediaan buku.
"Ini merupakan bentuk partisipasi masyarakat sekaligus menjadi keprihatinan. Dimana Surabaya yang sudah dicanangkan sebagai kota litaerasi ternyata capaian-capaian dibidang literasi masih sangat minim," sebutnya.
Banyak sekolah sekolah membentang spanduk sebagai wujud dukungan kepada Surabaya sebagai kota literasi. "Tapi seberapa banyak buku karya anak-anak dan karya guru yang didukung oleh Dinas Pendidikan yang sudah diterbitkan?," kata sekaligus sindir Isa.
Pria berkacamata ini menguatkan, gerakan donasi buku merupakan wujud seriusnya RAR berikut elemen kota lainnya untuk membantu pemerintah kota dalam mewujudkan Surabaya sebagai kota literasi.
Kepala Badan Arsip dan Perpustakaan Surabaya Arini Pakistyaningsih menerima donasi buku, menyampaikan terima kasih atas partisipasi yang ada. "Buku-buku ini akan kami pilah dan selanjutnya disumbangkan ke Taman Bacaan Masyarakat (TBM)," jelas Arini.
Selama Ramadan ini jumlah pengunjung meningkat dibanding hari biasa, selain lebaran. "Hari biasa saja ada 600-1.000 pengunjung ke purpustakaan di areal Balai Pemuda. Jam buka tetap sama, antara 07.30 hingga 21.00 WIB," katanya.
Ada lima mobil disediakan untuk mendukung keberadaan perpustakaan keliling. "Sehari ada 10 lokasi yang menjadi tujuan perpustakaan keliling. Tiap mobil mendatangi dua lokasi dalam sehari," ujarnya.
Sekolah yang jumlah koleksi buku di perpustakaan minim menjadi salah satu tujuan. "Tidak semua sekolah menganggarkan belanja buku. Ada sekolah yang anggarkan dan tidak," rincinya.
Untuk jumlah TBM, di Surabaya ada 1.438 lokasi, di wilayah RW. TBM ini juga menerima bantuan buku dari Badan Arsip dan Perpustakaan. Asal buku yang dikelola serta didistribusikan Badan Arsip dan Perpustakaan, ada belanja dari APBD serta bantuan pihak luar. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"Ada sekitar 1.000 buku bacaan dari beberapa perguruan tinggi di Surabaya, organisasi masyarakat, maupun perorangan. Buku ini kami himpun, kami kumpulkan sekitar satu bulan," kata Ketua Komunitas RAR Herman Rivai di sela-sela penyerahan buku di Perpustakaan Umum Balai Pemuda Surabaya, Rabu.
Menurut dia, sejak lama Surabaya mencanangkan keberadaannya sebagai kota literasi. Dari predikat ini diharapkan semakin mengerek tinggi minat baca, yang berujung kegemaran menulis bagi warga kota.
Berangkat dari latarbelakang ini, lintas kampus serta elemen kota di Surabaya bersinergi, berupaya keras lebih memantabkan keberadaan kota literasi.
Beberapa kampus di antaranya Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Islam Negeri Surabaya (UINSA) serta perguruan tinggi negeri maupun swasta lainnya di Kota Pahlawan tak ketinggalan memberikan donasi buku bacaan.
Unsur masyarakat kota lainnya, juga demikian, baik atas nama lembaga atau perorangan. Buku yang ada, mereka kumpulkan melalui Komunitas Peduli Surabaya Rek Ayo Rek (RAR).
Selanjutnya, buku yang sudah terkumpul itu diserahkan lanjut ke Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya. "Ada yang kami ambil ke tempat donatur buku, dan ada yang diantar ke sekretariat RAR di areal Hi Tech Mall pintu utara, Jalan Kusuma Bangsa Surabaya," katanya.
Pria yang akrab disapa Meneer ini merinci buku yang ada. Ada buku tentang politik, militer, agama, novel, sosial, budaya, pendidikan, teknologi, dan lainnya.
"Partisipasi kampus, masyarakat luar biasa. Begitu kami sampaikan rencana donasi buku bacaan melalui sosial media, langsung ada konfirmasi kesiapan menyumbangkan buku. Ada dari ITS, UINSA dan kampus lain. Bahkan pak rektor beberapa perguruan tinggi ini konfirmasi langsung. Ada yang melalui sekretaris kampus," kata Herman yang juga ketua Pengprov Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Jawa Timur.
Sekretaris RAR Isa Anhsori yang juga ikut dalam penyerahan buku menambahkan, gerakan pengumpulan buku yang dilakukan Komunitas Peduli Surabaya Rek Ayo Rek sebagai upaya mendorong bertambahnya ketersediaan buku.
"Ini merupakan bentuk partisipasi masyarakat sekaligus menjadi keprihatinan. Dimana Surabaya yang sudah dicanangkan sebagai kota litaerasi ternyata capaian-capaian dibidang literasi masih sangat minim," sebutnya.
Banyak sekolah sekolah membentang spanduk sebagai wujud dukungan kepada Surabaya sebagai kota literasi. "Tapi seberapa banyak buku karya anak-anak dan karya guru yang didukung oleh Dinas Pendidikan yang sudah diterbitkan?," kata sekaligus sindir Isa.
Pria berkacamata ini menguatkan, gerakan donasi buku merupakan wujud seriusnya RAR berikut elemen kota lainnya untuk membantu pemerintah kota dalam mewujudkan Surabaya sebagai kota literasi.
Kepala Badan Arsip dan Perpustakaan Surabaya Arini Pakistyaningsih menerima donasi buku, menyampaikan terima kasih atas partisipasi yang ada. "Buku-buku ini akan kami pilah dan selanjutnya disumbangkan ke Taman Bacaan Masyarakat (TBM)," jelas Arini.
Selama Ramadan ini jumlah pengunjung meningkat dibanding hari biasa, selain lebaran. "Hari biasa saja ada 600-1.000 pengunjung ke purpustakaan di areal Balai Pemuda. Jam buka tetap sama, antara 07.30 hingga 21.00 WIB," katanya.
Ada lima mobil disediakan untuk mendukung keberadaan perpustakaan keliling. "Sehari ada 10 lokasi yang menjadi tujuan perpustakaan keliling. Tiap mobil mendatangi dua lokasi dalam sehari," ujarnya.
Sekolah yang jumlah koleksi buku di perpustakaan minim menjadi salah satu tujuan. "Tidak semua sekolah menganggarkan belanja buku. Ada sekolah yang anggarkan dan tidak," rincinya.
Untuk jumlah TBM, di Surabaya ada 1.438 lokasi, di wilayah RW. TBM ini juga menerima bantuan buku dari Badan Arsip dan Perpustakaan. Asal buku yang dikelola serta didistribusikan Badan Arsip dan Perpustakaan, ada belanja dari APBD serta bantuan pihak luar. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016