Surabaya (Antara Jatim) - Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur Wahid Wahyudi menegaskan bahwa 81 persen dari 57 kecelakaan lalu lintas yang terjadi setiap hari di Jatim itu melibatkan pemuda dan pelajar.
     
"Dari 57 kecelakaan lalu lintas perhari itu pun tercatat 15 korban tewas, sehingga setahun bisa mencapai 5.475 korban tewas di jalanan Jatim," katanya saat berbicara dalam Pekan Pendidikan PW IPNU Jatim di Surabaya, Rabu.
     
Dalam puncak Pekan Pendidikan Jatim 2016 yang ditandai dengan seminar pendidikan dan deklarasi pelajar pelopor tertib berlalu lintas itu, ia menjelaskan 79 persen dari 57 kecelakaan perhari di Jatim itu melibatkan motor.
     
"Faktor penyebab kecelakaan juga didominasi faktor manusia hingga 96 persen. Artinya, tidak ada kecelakaan yang terjadi tanpa pelanggaran, apakah pelanggaran kecepatan, rambu lalu lintas," katanya.
     
Di hadapan 1.200-an peserta seminar dan deklarasi dari kalangan pelajar, santri, dan mahasiswa di lingkungan PW IPNU Jatim, ia menilai pendidikan memiliki arti penting, terutama pendidikan tentang tertib berlalu lintas.
     
"Pendidikan tertib berlalu lintas itu antara lain bagaimana memahami rambu-rambu di jalanan dan menghargai jalanan sebagai milik publik untuk saling menghormati sesama pengguna jalan," katanya.
     
Oleh karena itu, pihaknya mengapresiasi PW IPNU Jatim yang menggelar sosialisasi dan deklarasi pelajar pelopor tertib berlalu lintas dalam rangkaian Pekan Pendidikan Jatim 2016 yang dirangkai dengan stand up comedy edukasi dan penyerahan hadiah lomba foto selfie tentang pendidikan.
     
"Peran pendidikan itu sangat penting, apalagi pendidikan di Indonesia tidak hanya mencetak cerdas yang secara ekonomi akan maju, melainkan juga mencetak sumberdaya manusia yang berkarakter, sehingga tidak mudah stres atau bunuh diri seperti di Jepang," katanya.
     
Di sela acara itu, Ketua PW IPNU Jatim Haikal Atiq Zamzami mengatakan pihaknya sudah bekerja sama dengan BNN, BNPT, BNPB, Dinas Pendidikan, Kementerian Agama, dan sebagainya untuk program pembinaan pelajar, santri, mahasiswa, dan pemuda.
     
"Kami sudah membentuk satgas pelajar antinarkoba dengan BNN, deklarasi pelajar anti-radikalisme dengan BNPT, membentuk satgas pelajar peduli penanggulangan bencana dengan BNPB, dan sebagainya," katanya.
     
Kini, pihaknya bekerja sama dengan Dinas Perhubungan (Dishub) Jatim untuk pembinaan pelajar dalam hal yang luput dari perhatian yakni ketertiban lalu lintas, padahal realitas di jalanan itu justru mencerminkan karakter siapapun.
     
Dalam acara yang dipandu moderator Dr Suko Widodo MSi (Unair) dan dibuka Rektor UINSA Surabaya Prof Abd A'la MAg itu, sejumlah pembicara menilai kebijakan pendidikan sudah bagus, tapi implementasinya masih lemah. "Implementasi masih fragmentasi," kata pakar pendidikan Prof Zainuddin Maliki MSi. (*)

Pewarta: Edy M Yakub

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016