Tulungagung (Antara Jatim) - Komisi Penaggulangan AIDS Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur menyatakan penularan HIV/AIDS (human immunodeficiency virus/acquired immunodeficiency syndrome) di daerah tersebut didominasi oleh perilaku hubungan seks bebas atau gonta-ganti pasangan.
Komisioner KPA Tulungagung Didik Eka, Sabtu mengatakan dari data 80 orang dengan HIV/AIDS (ODHA) saat ini, 49 kasus di antaranya tertular melalui hubungan seks.
"Hubungan seks menjadi penyebab utama penularan. Penularan lain bisa juga melalui jarum suntik yang digunakan secara bergantian, melalui transfusi darah ataupun dari ASI (air susu ibu)," kata Didik.
Secara keseluruhan sejak KPA dibentuk di Tulungagung pada 2006, kata dia, perilaku seks bebas selalu menjadi faktor dominan penularan HIV/AIDS di daerah tersebut.
Bahkan dari total 1.307 penderita yang pernah terdata di KPA maupun Dinas Kesehatan Tulungagung selama kurun 2006 hingga sekarang, kata Didik, hampir 85 persen di antaranya karen faktor seks bebas.
Sisanya menurut Didik karena penggunaan jarum suntik, narkoba serta penularan langsung dari orang tua kepada anak.
"Penularan melalui jarum suntik dan transfusi cenderung kecil. Kasus (penularan) ini pernah ada pada 2006-2010, dan 2012. Setelah itu nihil," tuturnya.
Sementara penularan melalui transfusi darah, kata Didik, sampai saat ini belum pernah ditemukan.
"Darah begitu diketahui terinveksi HIV AIDS langsung dimusnahkan dan tidak akan ditranfusikan," katanya.
Mengantisipasi tingginya penularan HIV/AIDS melalui hubungan seks, Didik mengimbau warga proaktif menggunakan kondom atau sarana pengaman seksual guna mencegah penularan langsung saat terjadi gesekan kulit dan kulit alat vital lawan jenis.
"Kondom ini mencegah agar tidak lecet pada kulit bagian vital yang bisa menyebabkan terjadinya penularan penyakit, termasuk HIV/AIDS," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
Komisioner KPA Tulungagung Didik Eka, Sabtu mengatakan dari data 80 orang dengan HIV/AIDS (ODHA) saat ini, 49 kasus di antaranya tertular melalui hubungan seks.
"Hubungan seks menjadi penyebab utama penularan. Penularan lain bisa juga melalui jarum suntik yang digunakan secara bergantian, melalui transfusi darah ataupun dari ASI (air susu ibu)," kata Didik.
Secara keseluruhan sejak KPA dibentuk di Tulungagung pada 2006, kata dia, perilaku seks bebas selalu menjadi faktor dominan penularan HIV/AIDS di daerah tersebut.
Bahkan dari total 1.307 penderita yang pernah terdata di KPA maupun Dinas Kesehatan Tulungagung selama kurun 2006 hingga sekarang, kata Didik, hampir 85 persen di antaranya karen faktor seks bebas.
Sisanya menurut Didik karena penggunaan jarum suntik, narkoba serta penularan langsung dari orang tua kepada anak.
"Penularan melalui jarum suntik dan transfusi cenderung kecil. Kasus (penularan) ini pernah ada pada 2006-2010, dan 2012. Setelah itu nihil," tuturnya.
Sementara penularan melalui transfusi darah, kata Didik, sampai saat ini belum pernah ditemukan.
"Darah begitu diketahui terinveksi HIV AIDS langsung dimusnahkan dan tidak akan ditranfusikan," katanya.
Mengantisipasi tingginya penularan HIV/AIDS melalui hubungan seks, Didik mengimbau warga proaktif menggunakan kondom atau sarana pengaman seksual guna mencegah penularan langsung saat terjadi gesekan kulit dan kulit alat vital lawan jenis.
"Kondom ini mencegah agar tidak lecet pada kulit bagian vital yang bisa menyebabkan terjadinya penularan penyakit, termasuk HIV/AIDS," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016