Jember (Antara Jatim) - Ide membuat mesin pengering gabah yang memanfaatkan panas dari gas buang mesin penggiling padi mengantarkan mahasiswa Universitas Jember meraih juara pertama lomba karya tulis ilmiah tingkat nasional dlam kegiatan "National Agriculture Inovation Festival" di Universitas Hasanudin Makasar.

Ahmad Muazis yang merupakan mahasiswa Fakultas Teknik dan Ngabdul Rois dari Fakultas Pertanian Universitas Jember (Unej) berhasil menjadi yang terbaik dengan mengangkat tema "Pemanfaatan Panas Gas Buang Mesin Penggiling Padi Sebagai Energi Pengering Gabah".

"Berawal dari tingginya angka penyusutan hasil panen gabah dengan cara konvensional yaitu dijemur di lahan datar dengan mengandalkan sinar matahari yang menyebabkan penyusutannya hingga 2,1 persen, kemudian kami berpikir membuat alat pengering gabah yang yang bisa mengatasi masalah itu," kata Ahmad Muazis di Kantor Pusat Unej, Kamis.

Menurutnya, alat mesin pengering gabah yang dirancang tersebut mempunyai beberapa keunggulan di antaranya mampu mereduksi penyusutan hanya tinggal kurang dari 1 persen dan  dibandingkan dengan mesin sejenis, maka biaya operasionalnya lebih hemat.

"Cara konvensional sangat membutuhkan panas matahari dalam proses pengeringan, tetapi dengan mesin ini bisa kapan pun tanpa ada ketergantungan cuaca, sehingga saat musim hujan pun bisa mengeringkan gabah," tuturnya.

Ia menjelaskan mesin dengan kapasitas satu ton itu menggunakan teknologi Hit Exchanger dari mesin penggiling padi, sehingga produksi beras yang dihasilkan aman tidak tercampur dengan CO2 hasil gas buang mesin. 

"Efektivitas waktu yang dihasilkan juga sangat efisien, dari proses gabah basah menjadi beras hanya dibutuhkan waktu 10 jam dalam kondisi mesin hidup, artinya mesin ini bisa dihentikan sementara, jika penggunanya menginginkan istirahat, kemudian bisa dijalankan lagi," katanya menambahkan.

Ahmad mengaku kesulitan saat membuat karya tulis ilmiah itu dengan membuat rancangan mesin pengering gabah sendiri, sehingga harus memahami benar seberapa panas yang dihasilkan mesin tersebut dan harus disesuaikan dengan panas yang dibutuhkan gabah. 

"Kami berdua harus bolak-balik revisi kepada pembimbingnya Dr Nasrul Ilminnafik dan alhamdulillah bisa menjadi juara dalam LKTI tingkat nasional di Unhas Makasar," ujarnya.

Ia mengakui kemenangan menjadi juara dalam LKTI tersebut karena ide pembuatan mesin pengering gabah dengan memanfaatkan panas dari gas buang mesin penggiling padi dapat  direalisasikan, bukan hanya dalam tataran karya tulis saja.

"Para penguji yang berlatar belakang ahli pertanian, ahli mesin, ahli energi akhirnya memberikan nilai tertinggi kepada kami dan berhak menyandang juara pertama dalam ajang 'National Agriculture Inovation Festival' itu," tuturnya.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016