Banyuwangi (Antara Jatim) - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan keberadaan Kampung KB di wilayahnya juga difunfsi untuk mengedukasi warga mengenai bahaya HIV/AIDS.
"Lewat Kampung KB, masyarakat akan diedukasi tentang bahaya narkoba dan penularan HIV/AIDS. Jika ini dilakukan, akan memberikan dampak kesejahteraan bagi keluarga," ujarnya saat pencanangan Kampung KB di Banyuwangi, Jawa Timur, Senin.
Ia menjelaskan di Kampung KB itu mencakup banyak aspek, mulai dari pendidikan pranikah yang di dalamnya mencakup informasi usia ideal menikah, jarak ideal melahirkan, jumlah anak hingga perencanaan pendidikan, kesehatan dan ekonomi.
Selain itu, ia juga menegaskan bahwa terget ke depan, semua dusun di kabupaten bejuluk "The Sunrise of Java" itu akan dibentuk Kampung KB. Saat ini Kampung KB baru dicanangkan di Dusun Sidomulyo, Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu.
Anas menjelaskan bahwa Kampung KB merupakan program nasional yang di dalamnya mencakup empat program, yakni pendewasaan usia pernikahan (PUP), pemakaian kontrasepsi, ketahanan keluarga, dan peningkatan ekonomi produktif.
Bupati Abdullah Azwar Anas mengatakan program KB saat ini tidak sekadar untuk meningkatkan peserta pengguna alat kontrasepsi dan menekan jumlah penduduk. Namun, Program KB lebih mengarahkan dan mendidik masyarakat untuk memiliki perencanaan dalam membangun keluarga dan memberikan dampak strategis jangka panjang.
Ia menambahkan, Kampung KB di Banyuwngi nantinya akan diintegrasikan dengan pelayanan kesehatan, mulai dari puskesmas hingga pos pelayanan terpadu (posyandu). "Ini justru memperkuat ketahanan keluarga hingga di level desa. Bekerja sama denga posyandu, akan ada pemeriksaan kesehatan anak, orang lanjut usia, serta konseling," ujar Anas.
Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPP&KB) Kabupaten Banyuwangi Muhammad Pua Jiwa menambahkan setelah diluncurkan menjadi Kampung KB akan ada berbagai program yang dilakukan di Dusun Sidomulyo. Tidak hanya program yang berkaitan dengan KB, namun juga peningkatan kesejahteraan keluarga.
Menurut dia, operasionalprogram Kampung KB ini akan dikoordinir oleh kelompok kerja (pokja) yang ditunjuk dengan surat keputusan (SK) dari Bupati.
Pokja tersebut terdiri atas berbagai unsur mulai dari staf puskesmas, penyuluh lapangan keluarga berencana (PLKB), staf kantor urusan agama (KUA), hingga kader PKK desa. Mereka yang tergabung dalam pokja sudah mendapatkan pelatihan di Balai Diklat KB di Jember dan Surabaya. Selain itu khusus untuk bidan juga telah mendapatkan sertifikasi pelatihan Contrasepsy Technological Update (CTU).
"Akan ada berbagai program, mulai kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Kelompok kerja ini akan melakukan berbagai program pendampingan untuk masyarakat, seperti bina keluarga dengan sasaran balita, remaja, lansia dan pelatihan kewirausahaan," ujar Pua.
Untuk bina keluarga balita (BKB) sasaran utamanya adalah orang tua. mereka akan diberikan edukasi tentang tumbuh kembang anak yang tepat, seperti pentingnya posyandu dan informasi nutrisi.
Sementara unrtuk bina keluarga remaja (BKR), di antaranya dilakukan penyuluhan tentang bahaya pernikahan dini dan kesehatan reproduksi. Sedangkan untuk bina keluarga lansia (BKL) programnya seperti pemeriksaan rutin kesehatan para lansia di posyandu, dan senam kesehatan lansia satu minggu sekali.
Sementara untuk masyarakat usia produktif,katanya, pokja akan bekerja memberikan program pelatihan kewirausahaan. Pelatihan ini disesuaikan dengan potensi yang ada di Kampung KB tersebut.
Misalnya, ia memberi contoh, untuk Kampung KB Dusun Sidomulyo dilakukan pelatihan pembuatan makanan kering berbahan dasar buah (dried fruit), pengolahan ikan lele menjadi aneka penganan, seperti Siomay, tahu isi dan lainnya. Selain itu petani di dusun tersebut juga diarahkan untuk bisa menjual hasil pertanian mereka lewat pasar online misalnya Banyuwangi Mall. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"Lewat Kampung KB, masyarakat akan diedukasi tentang bahaya narkoba dan penularan HIV/AIDS. Jika ini dilakukan, akan memberikan dampak kesejahteraan bagi keluarga," ujarnya saat pencanangan Kampung KB di Banyuwangi, Jawa Timur, Senin.
Ia menjelaskan di Kampung KB itu mencakup banyak aspek, mulai dari pendidikan pranikah yang di dalamnya mencakup informasi usia ideal menikah, jarak ideal melahirkan, jumlah anak hingga perencanaan pendidikan, kesehatan dan ekonomi.
Selain itu, ia juga menegaskan bahwa terget ke depan, semua dusun di kabupaten bejuluk "The Sunrise of Java" itu akan dibentuk Kampung KB. Saat ini Kampung KB baru dicanangkan di Dusun Sidomulyo, Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu.
Anas menjelaskan bahwa Kampung KB merupakan program nasional yang di dalamnya mencakup empat program, yakni pendewasaan usia pernikahan (PUP), pemakaian kontrasepsi, ketahanan keluarga, dan peningkatan ekonomi produktif.
Bupati Abdullah Azwar Anas mengatakan program KB saat ini tidak sekadar untuk meningkatkan peserta pengguna alat kontrasepsi dan menekan jumlah penduduk. Namun, Program KB lebih mengarahkan dan mendidik masyarakat untuk memiliki perencanaan dalam membangun keluarga dan memberikan dampak strategis jangka panjang.
Ia menambahkan, Kampung KB di Banyuwngi nantinya akan diintegrasikan dengan pelayanan kesehatan, mulai dari puskesmas hingga pos pelayanan terpadu (posyandu). "Ini justru memperkuat ketahanan keluarga hingga di level desa. Bekerja sama denga posyandu, akan ada pemeriksaan kesehatan anak, orang lanjut usia, serta konseling," ujar Anas.
Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPP&KB) Kabupaten Banyuwangi Muhammad Pua Jiwa menambahkan setelah diluncurkan menjadi Kampung KB akan ada berbagai program yang dilakukan di Dusun Sidomulyo. Tidak hanya program yang berkaitan dengan KB, namun juga peningkatan kesejahteraan keluarga.
Menurut dia, operasionalprogram Kampung KB ini akan dikoordinir oleh kelompok kerja (pokja) yang ditunjuk dengan surat keputusan (SK) dari Bupati.
Pokja tersebut terdiri atas berbagai unsur mulai dari staf puskesmas, penyuluh lapangan keluarga berencana (PLKB), staf kantor urusan agama (KUA), hingga kader PKK desa. Mereka yang tergabung dalam pokja sudah mendapatkan pelatihan di Balai Diklat KB di Jember dan Surabaya. Selain itu khusus untuk bidan juga telah mendapatkan sertifikasi pelatihan Contrasepsy Technological Update (CTU).
"Akan ada berbagai program, mulai kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Kelompok kerja ini akan melakukan berbagai program pendampingan untuk masyarakat, seperti bina keluarga dengan sasaran balita, remaja, lansia dan pelatihan kewirausahaan," ujar Pua.
Untuk bina keluarga balita (BKB) sasaran utamanya adalah orang tua. mereka akan diberikan edukasi tentang tumbuh kembang anak yang tepat, seperti pentingnya posyandu dan informasi nutrisi.
Sementara unrtuk bina keluarga remaja (BKR), di antaranya dilakukan penyuluhan tentang bahaya pernikahan dini dan kesehatan reproduksi. Sedangkan untuk bina keluarga lansia (BKL) programnya seperti pemeriksaan rutin kesehatan para lansia di posyandu, dan senam kesehatan lansia satu minggu sekali.
Sementara untuk masyarakat usia produktif,katanya, pokja akan bekerja memberikan program pelatihan kewirausahaan. Pelatihan ini disesuaikan dengan potensi yang ada di Kampung KB tersebut.
Misalnya, ia memberi contoh, untuk Kampung KB Dusun Sidomulyo dilakukan pelatihan pembuatan makanan kering berbahan dasar buah (dried fruit), pengolahan ikan lele menjadi aneka penganan, seperti Siomay, tahu isi dan lainnya. Selain itu petani di dusun tersebut juga diarahkan untuk bisa menjual hasil pertanian mereka lewat pasar online misalnya Banyuwangi Mall. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016