Sumenep (Antara Jatim) - Tim dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Rabu, mengecek kondisi bangunan SMA PGRI setempat yang menjadi salah satu objek penghambat keselamatan penerbangan pesawat di Bandara Trunojoyo.

"Kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut dari rapat pada Selasa (3/5) dan melibatkan personel dari otoritas Bandara Trunojoyo supaya mereka memberikan pemaparan kepada tim kami," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Sumenep, Hadi Soetarto di Sumenep, Jawa Timur.

Pada Selasa (3/5) sore, Pemkab Sumenep menggelar rapat untuk membahas posisi bangunan SMA PGRI yang menjadi salah satu "obstacle" keselamatan penerbangan pesawat di Bandara Trunojoyo.

"Cek lokasi merupakan hal yang harus dilakukan dan memang melibatkan otoritas Bandara Trunojoyo agar tim kami memperoleh gambaran rinci atas posisi bangunan SMA PGRI sebagai 'obstacle'," ujarnya, menerangkan.

Tim Pemkab Sumenep yang mengecek lokasi bangunan SMA PGRI itu merupakan gabungan dari sejumlah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait, diantaranya dinas perhubungan; dinas pendidikan; dan dinas cipta karya dan tata ruang.

"Alhamdulillah, sudah ada kesepahaman antara kami di pemerintah daerah dengan pengelola SMA PGRI. Namun, relokasi bangunan SMA PGRI itu tidak bisa dilakukan pada tahun ini," kata Atok, sapaan Hadi Soetarto.

Pada tahun ini, pemerintah daerah mulai melakukan tahapan kegiatan untuk merelokasi bangunan SMA PGRI, yakni menyiapkan dana untuk membongkar bangunan lantai II di SMA PGRI yang menjadi objek utama "obstacle" dan membentuk tim penaksir harga.

Tim penaksir harga akan melakukan estimasi atau taksasi harga aset yang dimiliki SMA PGRI itu, karena pemerintah daerah akan membeli aset tersebut pada 2017.

"Melalui dana pengganti aset tersebut, pengelola SMA PGRI bisa membeli lahan dan membangun gedung baru. Kami berencana mengalokasikan dana pembelian aset SMA PGRI pada 2017," ujarnya.

Atok juga mengemukakan, pemerintah daerah memang menginginkan pola atau opsi pembelian aset supaya relokasi bangunan SMA PGRI berjalan lebih cepat.

"Nantinya, pembelian lahan dan pembangunan gedung baru untuk SMA PGRI akan dilakukan oleh pengelola SMA PGRI sendiri," katanya.

Pada tahun ini, landasan pacu pesawat di Bandara Trunojoyo Sumenep diperpanjang dari 1.130 meter menjadi 1.600 meter dan diperlebar dari 23 meter menjadi 30 meter.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprogramkan perpanjangan dan pelebaran landasan pacu pesawat di Bandara Trunojoyo supaya bisa dimanfaatkan untuk aktivitas penerbangan pesawat berkapasitas 70 penumpang. 

Proyek tersebut sudah dikerjakan oleh rekanan pelaksana dan ditargetkan selesai pada November 2016.  

Kalau sudah selesai, nantinya jarak antara ujung landasan pacu pesawat dengan bangunan SMA PGRI itu sekitar 230 meter dan kondisi tersebut membahayakan aktivitas penerbangan pesawat dari dan ke Bandara Trunojoyo. (*)

Pewarta: Slamet Hidayat

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016