Sumenep (Antara Jatim) - Sekretaris Daerah Kabupaten Sumenep, Hadi Soetarto menyatakan relokasi bangunan SMA PGRI setempat yang menjadi salah satu objek penghambat keselamatan penerbangan pesawat di Bandara Trunojoyo, akan dilakukan secara bertahap.

"Kami sudah bertemu dengan para pihak terkait, termasuk pengelola SMA PGRI, untuk membicarakan persoalan tersebut. Relokasi bangunan SMA PGRI tidak bisa dilakukan secara sekaligus pada tahun ini," ujarnya di Sumenep, Jawa Timur, Selasa.

Pada Selasa sore, Pemkab Sumenep menggelar rapat untuk membahas posisi bangunan SMA PGRI yang menjadi salah satu "obstacle" keselamatan penerbangan pesawat di Bandara Trunojoyo.

"Dalam rapat, ada beberapa kesepahaman di antara kami di pemerintah daerah dengan pengelola SMA PGRI maupun otoritas Bandara Trunojoyo. Secara teknis, ada beberapa rencana kegiatan yang akan kami lakukan pada tahun ini," kata Atok, sapaan Hadi Soetarto.

Pada tahun ini, pemerintah daerah berencana menyiapkan dana untuk membongkar sejumlah bangunan lantai II di SMA PGRI yang merupakan objek utama "obstacle" dan membentuk tim untuk melakukan taksasi atau penaksiran harga aset milik Yayasan Perkumpulan Pembina Lembaga Pendidikan Dasar dan Menengah PGRI Sumenep tersebut.

"Biaya pembongkaran bangunan lantai II sekaligus renovasi pada bangunan induk akan menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, karena dilakukan untuk kepentingan umum, yakni keselamatan penerbangan pesawat di Bandara Trunojoyo," ujarnya.

Sementara pembentukan tim penaksir harga aset merupakan hal yang harus dilakukan oleh pemerintah daerah sebagai rangkaian kegiatan untuk membeli aset tersebut.

"Rencananya, pemerintah daerah akan menyiapkan dana untuk membeli aset milik Yayasan Perkumpulan Pembina Lembaga Pendidikan Dasar dan Menengah PGRI Sumenep itu pada 2017. Dana tersebut yang nantinya digunakan oleh pengelola SMA PGRI untuk membeli lahan dan membangun gedung baru," katanya.

Pada tahun ini, landasan pacu pesawat di Bandara Trunojoyo Sumenep diperpanjang dari 1.130 meter menjadi 1.600 meter dan diperlebar dari 23 meter menjadi 30 meter.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI memprogramkan perpanjangan dan pelebaran landasan pacu pesawat di Bandara Trunojoyo supaya bisa dimanfaatkan untuk aktivitas penerbangan pesawat berkapasitas 70 penumpang. 

Proyek tersebut sudah dikerjakan oleh rekanan pelaksana dan ditargetkan selesai pada November 2016.       Kalau sudah selesai, nantinya jarak antara ujung landasan pacu pesawat dengan bangunan SMA PGRI sekitar 230 meter dan kondisi itu membahayakan aktivitas penerbangan pesawat dari dan ke Bandara Trunojoyo. (*)

Pewarta: Slamet Hidayat

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016