Situbondo, (Antara Jatim) Pemerintah Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, akan membangun dermaga kayu dan tempat peristirahatan di kawasan budi daya ikan kerapu dalam rangka menunjang pencanangan Situbondo menjadi "Kota Kerapu" pada 2017.

"Ada tiga sentra kawasan budi daya ikan kerapu di Situbondo, yakni di Desa Klatakan, Kecamatan Kendit, Desa Gelung, Kecamatan Panarukan dan Desa Sumberwaru, Kecamatan Banyuputih," ujar Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Situbondo Eko Prayudi di Situbondo, Senin. 

Ia mengemukakan pembangunan dermaga yang menjorok ke tengah laut di kawasan keramba ikan kerapu itu untuk memudahkan akses masyarakat jika berkunjung ke sentara-sentra budi daya kerapu.

Menurut Eko, pencanangan Situbondo menuju Kota Kerapu juga bertujuan untuk mengoptimalkan produktivitas ikan kerapu yang berpotensi dikembangkan di Situbondo.

"Dermaga kayu yang akan dibangun ke kawasan keramba ikan diperkirakan sepanjang 500 meter. Tujuannya selain masyarakat mudah berkunjung ke kawasan itu juga memudahkan pembudidaya, sehingga tidak perlu lagi menggunakan perahu kecil untuk memberi makan ikan," tuturnya. 

Mantan Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Situbondo itu menjelaskan berdasarkan catatan pada Dinas Kelautan dan Perikanan, produksi ikan kerapu selama ini dalam satu tahun hanya sekitar 500 ton. 

"Untuk menuju Kota Kerapu, kami sudah membentuk Asosiasi Keramba Ikan yang terdiri dari 60 pemilik keramba. Dari 60 pembudidaya ikan kerapu itu berpotensi mendapatkan 4.000 ton per tahun dan itu akan direalisasikan tahun depan," katanya.

Ia menambahkan di tiga sentra itu terdapat dua jenis kerapu yang dikembangkan, yakni cantang (persilangan antara kerapu macan dan kerapu kertang) dijual dengan harga Rp90.000 per kilogram.

"Ada juga jenis kerapu cantik dari persilangan antara kerapu macan dan batik, harganya Rp130.000 per kilogram. Jenis ini lebih mahal karena rasa dagingnya lebih enak. Selain itu juga masa panennya membutuhkan waktu lama sekitar 10 bulan, sementara kerapu cantang hanya delapan bulan," ujarnya. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016